spot_img
Minggu, April 28, 2024
spot_img

Yang Mengaku Mempunyai Karamah adalah Pendusta

Lalu apa yang harus mereka lakukan?

Baik, masalahnya sangatlah jelas. Bila anda ingin g mengetahui antara hak dan batil. Lihatlah kepada orang yang mengaku mendapat karamah. Dengan hanya pengakuan mendapat karamah kita sudah tahu apakah ia memang layak memperolehnya atau tidak.

- Advertisement -

Yang kedua lihat perbuatannya. Bila ia orang yang bertakwa, melakukan perintah agama dan meninggalkan larangan-larangannya, hawa nafsunya selalu terbingkai oleh mahabatullah. Kemudian dalam dirinya nampak adanya karamah maka kita mengakui itu adalah karamah. Adapun bila dia orang yang jauh dari norma agama, sering melakukan penyimpangan dalam aqidahnya, atau tidak perintah agama, contoh yang paling mudah tidak shalat jamaah di masjid maka ketahuilah! bila dia mengaku memperoleh karamah, maka itu adalah palsu.

Bila ia dikenal sebagai tokoh agama?

- Advertisement -

Ya, keilmuan bukan merupakan sebab seseorang memperoleh karamah.

Bagaimana kalau faktor keturunan?

- Advertisement -

Tidak juga. Seandainya karomah bisa diperoleh melalui jalur keturunan, niscaya Kan’an anaknya nabi Nuh atau istrinya nabi Luth, atau beberapa paran Rasulullah lebih layak mendapat hidayah dari orang lain. Karena itu Rasulullah bersabda, “Orang yang sedikit amalnya, maka nasabnya tidak akan banyak membantunya.” (HR. Nasa’i). Faktor keturunan hanya berfungsi sebagai sarana pengenal satu sama lain. Dan tidak ada hubungannya di mata syar’i.

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini