spot_img
Rabu, Mei 1, 2024
spot_img

Jokowi Setting Tiga Planning Capres 2024 untuk Kalahkan Anies Baswedan!

Polemik luar biasa bagi Mega sebagai tokoh sentral termasuk tentunya bagi  para senioren DPP. PDIP.   Sementara Mega dan para petinggi partai PDIP sudah mulai  ”  mengendus GP. Dan pelindungnya  ( presiden Jkw ) dapat membahayakan ” kursi Ketua Umum PDIP. jika Ganjar dipilih oleh Golkar ( KIB ) menjadi Capres  Presiden di 2024. Tentu Mega yang sudah malang melintang serta merasakan asam garam didunia politik, wajahnya akan merasa tertampar, lalu akan terasa sulit menaruh mukanya, oleh sebab selain reaksi keras internal dari PDIP. partai yang Ia besarkan, namun pada kenyataannya Mega akane dapat serangan , Ia tidak dapat atau tak sanggup atau tak ingin kadernya menjadi Capres selain Putrinya Puan ? atau tak mau mendukung kader partainya yakni sosok GP. yang dianggap kelak oleh para pengkritisi lebih berkualitas dibanding Puan untuk menjadi capres. Terlebih jika GP. Malah justru memenangkan pemilu 2024. Lalu GP. menjadi presiden namun didukung oleh partai lain, bukan partai PDIP.

Sehingga ramalan atau prediksi gejolak politik yang akan terjadi serta implikasinya menjadi  buah simalakama atau bumerang terhadap diri  Mega dan PDIP. Jika setuju atau menolak tawaran atau desakan Jkw untuk pilih GP,  namun sebaliknya GP. sudah dianggap sebagai pribadi ” bak kacang lupa kulitnya atau sosok kader yang berkhianat “,  karena terbukti telah mengangkangi hak partai  yang telah meresmikan dewan kolonel untuk menjagokan Puan cucu Soekarno. Sehingga sebuah kewajaran jika GP. Dianggap telah membuat Mega dan PDIP jengkel dan marah, karena diri GP. Dianggap identik memandang sebelah mata kepada Mega, sang pemilik partai, termasuk secara hakekat GP. telah merendahkan atau meremehkan para petinggi dan senioren PDIP. Secara keseluruhan.

- Advertisement -

Kemudian yang kedua adalah lebih berbahaya lagi menurut Mega yang sudah penuh pengalaman di dunia politik, Mega logis tentunya jika berasumsi dari hasil pengamatannya selama ini terhadap sepak terjang atau attitude GP. terhadap partai PDIP yang membesarkan GP, telah memberkasi sosok GP. Sebagai pribadi yang ” mbalelo ” atau ngeyel, walau disebabkan adanya faktor ” beking ” seorang Jkw yang  presiden.

Terlepas dari faktor adanya kekesalan atau marahnya Mega kepada sosok GP. Namun jika ternyata  GP. sudah cukup 20 %  untuk maju sebagai Capres tanpa melalui PDIP. Sama saja perolehan PT. yang hampir 20 % dimiliki PDIP ter- sia – siakan oleh Mega selaku Ketua umum Partai PDIP. Maka tentunya hal ini tidak boleh terjadi. Jika ini terjadi tentunya Kursi Ketua Umum PDIP. Pun besar kemungkinan bakal terancam bahkan pra pemilu Pilpres 2024, bisa jadi kursi Ketum PDIP lalu menyusul lepasnya jabatan dirinya di BPIP serta BRIN.  pindah dijabat tokoh lain, oleh karena tangan kekuasaan prerogatif hak miliki Jkw. Selaku Presiden RI, Mega tidak sudi, khususnya kursi Ketum PDIP diambil alih  oleh Jkw. Atau terlebih diduduki oleh GP,  polemik akibat kisruh ini akan pecah diawali adanya kekisruhan di internal partai, oleh sebab dipicu hal substantif bahwa Mega Sang Ketua Umum atau Dewan Pengurus di jajaran DPP. PDIP. tidak sanggup memajukan kandidat bakal calon presiden untuk 2024. Jika hal ini terjadi, Mega dan Puan serta orang – orang dekat mereka, dikhawatirkan menjadi ” tuan rumah namun bak tamu di rumahnya sendiri “.

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini