spot_img
Minggu, Mei 5, 2024
spot_img

Soeripto, Agen Intelijen Indonesia yang Berikan Bantuan Senjata untuk Pejuang Bosnia

Untunglah, Hilmi sempat menghubungkan Soeripto dengan jaringan mujahidin, sisa-sisa perang Afghanistan yang dikenalnya. Dari jaringan tersebut Soeripto terhubung dengan seorang broker senjata di Zagreb dan mendapatkan tiga peluang. Dari ketiga peluang yang dijajaki, Soeripto kemudian mendapatkan senjata dari orang-orang Kroasia, para desertir yang sebelumnya tergabung sebagai personel militer Yugoslavia yang telah terpecah.

“Orang-orang Kroasia itu mengumpulkan senjata dan amunisi yang mereka punya untuk dijual,” kata Soeripto. Aneka persenjataan itu terkumpul di sebuah gudang di satu hanggar pesawat, tertutup rapat kain terpal. Harga senjata segudang tersebut senilai 2,5 juta DM.

- Advertisement -

“Dulu ada catatan detilnya, berapa AK, berapa M-16, berapa granat dan lain-lain. Sekarang entah di mana,” kata pria yang saat jadi aktivis mahasiswa pernah mengalami hukuman penjara karena kerusuhan anti-Cina di Bandung, sekitar 1963, itu.

Entah dapat nyali dari mana yang membuat Soeripto bisa menekankan kesepakatan yang menguntungkannya. Pertama, dia akan ikut dalam pengiriman barang. Kedua, pembayaran hanya akan dilakukan manakala senjata sudah sampai di tangan para pejuang Bosnia yang bertahan di kawasan Igman yang berbukit-bukit, dan Soeripto sudah kembali dengan selamat di Zagreb.

- Advertisement -

Namun tentu saja iring-iringan truk akan terlihat mencurigakan. Kembali, Ustadz Hilmi yang memungkinkan semua terealisasi. “Senjata-senjata itu diangkut dengan menggunakan cover mission, yakni operasi penyaluran bantuan dari lembaga kemanusiaan, Bulan Sabit Merah Mesir,” kata Soeripto. “Di atasnya segala macam bantuan kemanusiaan, sementara di lapisan tersembunyi, yang dimuat adalah sekian banyak peluru, amunisi dan alat-alat persenjataan lainnya.”

Selanjutnya adalah sembilan jam perjalanan yang paling menegangkan di hidup Soeripto untuk jarak sekitar 90-an kilometer itu. Tidak hanya karena jalan yang dilalui adalah jalanan tikus di pegunungan, yang kecil, penuh belokan tajam, sementara salju menjelang Natal sudah mulai turun. “Jalan menanjak itu licin oleh salju, tak jarang truk besar yang kita gunakan menggeram terus tanpa maju—maju,”kata dia.

- Advertisement -

Yang paling mendebarkan adalah manakala truk diberhentikan sepasukan penjaga di tempat pemeriksaan (check-point). Dari tiga kemungkinan—pos itu bisa milik pejuang Bosnia, milisi bersenjata Serbia atau pos Pasukan PBB– hanya kalau pos itu pos Bosnia, Soeripto aman kalau pun terbongkar. Bila pos itu pos pemeriksaan Serbia, nasibnya jelas ibarat ikan menantang panggangan. Kalau pos itu pos Pasukan PBB, ia bisa bisa ditangkap sebagai penjahat perang yang memasok senjata di saat ada embargo senjata.

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini