“Itu permintaan saudara-saudara kita Muslim Bosnia waktu bertemu Komite Solidaritas Muslim Indonesia untuk Muslim Bosnia,” kata Soeripto, yang ditemui Jernih.co di rumahnya beberapa waktu lalu. “Secara lisan dan jelas, mereka meminta bantuan senjata.”
Mengenang cerita duka yang terjadi pada 1991-1996 tersebut, Soeripto mengatakan, bahasa yang mereka gunakan,”Jangan kami seolah diberi bantuan makanan, dana, tetapi setelah gemuk dibantai orang-orang Serbia.” Itu mereka katakan setelah beberapa kali Muslim Indonesia memberikan bantuan obat, makanan dan pakaian, di saat Muslim Bosnia dalam pengepungan dan pembantaian kelompok-kelompok penyerang dari Serbia. Komite yang diketuai Probosutejo itu mencatat, dalam beberapa bulan pengepungan, setidaknya 1,5 juta Muslim Bosnia kehilangan tempat tinggal, 200 ribu orang dibantai dengan keji, dan 800 ribu lainnya hilang tanpa kejelasan.
“Kekejian itulah yang kemudian menegaskan, yang paling diperlukan warga Bosnia adalah membela diri, dan itu hak manusia paling asasi,” kata Soeripto.