spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Jokowi Total Tinggalkan Prabowo, Saat Tiba Musim Kampanye

KNews- Banyak Publik menduga – duga apakah Prabowo Subianto/ PS. akan tetap mendapat dukungan dari Jokowi, paling tidak separuhnya, atau justru akan meninggalkan PS. lalu bergeser secara bulat, utuh lalu mengkristal kepada Ganjar Pranowo/ GP. Mengingat Jokowi dan GP, sama – sama sebagai anggota partai PDIP. Dan status Jokowi, walau Presiden RI. Namun tetap sekedar seorang pelaksana tugas dari partai PDIP.

Maka tidak masuk akal Jokowi, akan memecah konstituen ” wong cilik- nya “, dengan pola memberikan dukungan suara kepada kedua orang tokoh GP. dan PS. untuk mengalahkan sosok Anies Baswedan yang nampak booming dukungan masyarakat luas bangsa ini, sebagai sosok presiden baru, kelak saat kontestan pilpres 2024.

- Advertisement -

Walau Jokowi hadir di Batu Tulis, Bogor pada Jumat, 21 Juli 2023, saat Mega mengumumankan keputusan partai PDIP. Mendukung GP. Menjadi bakal Capres di- 2024. Lalu dengan mesranya Jokowi setelah acara di Batu Tulis, terbang dengan pesawat kepresidenan bersama GP, ke Solo.

Namun sampai saat ini sebagai Menhan RI. PS. tetap setia sebagai bawahan Jokowi selaku Presiden RI, mungkin PS. merasa, jika dia keberatan atas kebijakan Jokowi mendukung GP., bisa jadi khawatir akan dilepeh oleh Jokowi alias diresafel sebagai pembantu Jokowi. Maka suka tidak suka PS. Tetap patuh kepada Jokowi.

- Advertisement -

PS. Awalanya mendapat dukungan Jokowi, setelah PS. Sudah menyanjung – nyanjung diri Jokowi, namun ujungnya berbalas ambigu. Jokowi juga mendukung GP.

Walau pola cawe – cawe Capres 2024. Tidak pantas dilakukan oleh Jokowi. Namun PS. yang pernah dua kali kalah dalam kontestan Capres, diangan – angani oleh Jokowi melalui statemen politis ; ” 2024 giliran PS. yang jadi presiden, karena sebelumnya pernah mengalami kekalahan 2 kali dari saya “.

- Advertisement -

Cawe-cawe ini keluar dari mulut Jokowi, setelah PS. puji – puji Jokowi setinggi langit, diantara pujian PS. Yang eksplisit adalah :

” Keputusan saya gabung dengan Jokowi tidak salah “.
” Jika saya jadi presiden kabinet saya juga akan sama dengan Kabinet Jokowi ” juga, ” Jokowi ternyata lebih cerdas dari saya satu digit “.

PS. Juga menyatakan;

” Saya angkat saksi, bahwa Jokowi is right on track ” dan “Saya angkat saksi Jokow bekerja hanya untuk rakyat”.

Pastinya, ” PS.Tetap setia setelah dikhianati oleh Jokowi “. Entah apa yang terjadi ketika ditengah momentum kampanye, Megawati sang Ketua Umum memerintahkan Jokowi selaku petugas partainya turun bersamanya dan sama – sama sebagai Juru kampanye untuk Ganjar. Serta melarang Jokowi menjadi jurkam untuk PS.

Saat ketika PS. Siuman ( baru terhnyak sadar ) dirinya kesekian kali dikhianati. Lalu PS. Bersuara lantang atau bahkan mundur dai jabatan Menhan, tentu publik sulit bersimpati, malah justru bahkan malah menertawainya, bisa jadi ibarat, ” jatuh berkali kali, lalu ketimpa tangga juga berkali – kali, karena publik melihat jatidirinya yang lugu ( labil ), yang sudah mengalami kekalahan capres-nya 2 ( dua ) kali, lalu lagi – lagi akan dipencundangi oleh Jokowi tuk ketiga kalinya, melalui Ganjar, termasuk sebelumnya ramuan sunda kelapa.” Jokowi untuk PS. Namun tipu daya “, malah akhir dukungan Jokowi ternyata untuk Ganjar.

Namun pernyataan Prabowo ada benarnya bahwa ; ” Jokowi memang lebih cerdas 1 ( satu) digit dari dirinya “.

Kumulatif antara janji yang cedera dan efek rasa malu serta bercampur marah, mungkinkah PS. Siap ” membalas kekalahan 2 kalinya”, selain demi wibawa serta simpatisan Publik, nilai juang dapat mengalir kepada dirinya, jika tim ahli stretegi pemenangan PS. mendapat petunjuk estimasi kelayakan daripada target pencapaian atau peluang ternyata hanya selubang jarum untuk berkompetisi versus Anies, dan Ganjar. Maka akan-kah PS. Surprise, lakukan manufer politik, PS. tutup dengan statemen politik yang happy ending, ” bahwa dirinya atas nama partai Gerindra akan beri dukungan kepada Capres Anies Baswedan tanpa pamrih “.

Jika seperti ini yang terjadi, maka implikasinya kepada Jokowi dan Mega, keduanya akan sulit tersenyum, karena mendapat buah simalakama. Atau bumerang kepada Jokowi.

Apakah retorika dari pameo atau satire, lagi- lagi terbukti tentang, ” siapa yang menabur angin, maka akan menuai badai “.

Politik yang diketahui bisa berubah dalam waktu singkat, untuk itu hendanya publik mesti sabar menunggu, sambil bumi terus berputar pada porosnya. (RZ/KN)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini