spot_img
Rabu, April 17, 2024
spot_img

Jin Lesbi Membuatku Menjadi Lesbian!

Perhatian Yansi itu sedikit mengobati luka di hati. Sehingga saat ibu meninggal tahun 1991 itu, entah mengapa kesedihan saya tidak berlangsung lama. Cuma satu dua hari kemudian saya bisa melupakan semuanya. Padahal sebelum meninggal ibu sempat berkata, “Kamu tidak akan kuat menghadapi masalah. Kamu bakalan punya ibu tiri.” Bahkan dalam masa yang demikian itu saya juga benci kepada bapak.

Hari terus berlalu. Kasih sayang itu pun semakin jauh. Ibarat burung, keluarga saya telah kehilangan satu sayapnya. Sehingga tidak ada pilihan lain, bapak harus segera mencari pengganti ibu. Dan saya pun melanjutkan ke SMP. Dari sini, saya semakin jauh dari kehidupan ABG yang manis. Narkoba ataupun minuman keras bukan lagi barang yang asing bagi saya. Awalnya, hanya sekadar iseng karena lagi bete segerombolan anak remaja menawarkan ganja. “Sudah, kamu pakai ini saja. Kamu bisa enjoy,” ujar seorang teman.

- Advertisement -

Sesaat seakan saya bisa melupakan kepahitan hidup di rumah. Seakan saya menemukan dunia yang baru meski akhirnya saya sadar bahwa narkoba itu tidak bisa menyelesaikan masalah. Hanya hilang sesaat setelah itu kembali lagi. Selanjutnya bisa ditebak, hampir setiap minggu saya bersama dengan beberapa teman yang semuanya laki-laki menghisap narkoba di lapangan yang tidak jauh dari rumah sampai pagi.

Saat di bangku SMP pula, perasaan sayang sama Yansi itu semakin dalam. Perhatian Yansi juga terasa seperti di luar kewajaran. Kemana- mana sering berdua, hingga akhirnya merambah dunia malam. Berpindah dari satu diskotik ke diskotik lain sambil menikmati indahnya joget erotis. Semakin lama mengenal Yansi saya merasakan ada sesuatu yang aneh, “Kok orangnya beda sama saya. Sepertinya dia punya kelainan-kelainan,” pikir saya waktu itu. Selanjutnya saya masuk dalam perangkap Yansi, menjadi lesbian hingga lulus SMP.

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini