“Sehingga, akan ada aliran modal masuk untuk membeli US Treasury 10 tahun yang mungkin saat ini menjadi salah satu aset safe haven terbaik. Jadi dengan situasi seperti ini saya tidak akan terkejut bahwa dolar AS yang kuat akan terus berlanjut,” jelas Chatib.
Kendati demikian, Chatib meyakini depresiasi rupiah tidak akan separah saat taper tantrum 2013 silam.
- Advertisement -
Pasalnya, kepemilikan asing di dalam surat berharga negara (SBN) Indonesia sudah jauh berkurang, saat ini di belasan persen dari tahun 2013 yang masih di atas 30%.
“Hal ini memperkecil kemungkinan makin banyak modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik,” jelas Chatib. (Ach/Cnbcind)
- Advertisement -