KNews.id – PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI (BRIS) buka suara soal nasib pembiayaan BSI Griya atau Kredit Pemilikan Rumahnya (KPR) usai kenaikan suku bunga acuan BI Rate sebanyak 25 bps.
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI (BRIS), Hery Gunardi, mengatakan bila nanti ada peningkatan suku bunga untuk tabungan atau Dana Pihak ketiga (DPK), pihaknya tdak akan serta merta menaikkan bunga kredit KPR.
“Peningkatan suku bunga DPK tidak automatically ditransmisikan ke lending rate, pasti ada jeda,” ujar Hery pada paparannya di Konferensi Press Kinerja Triwulan 1/2024, virtual.
Meski demikian, pihaknya berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga tingkat biaya dana atau Cost of Fund (CoF). Termasuk dengan menjaga porsi DPK yang banyak dan deposito yang naik, sehingga tetap bisa bersaing dengan sesama pemain di industri.
Selain itu, BSI berencana untuk meningkatkan sisi competitive pricing di KPR perumahan dan meminimalisir persyaratan agar nasabah bisa lebih simpel untuk mengambil KPR rumah di BSI.
Setali tiga uang, Direktur Penjualan & Distribusi BSI Anton Sukarna mengatakan, pihaknya masih percaya diri bahwa pasar KPR di BSI masih bertumbuh. Mengingat dengan kebutuhan akan perumahan atau backlog masih tinggi di angka sekitar 12 juta.
“Kita punya strategi pertumbuhan ke nasabah BSI yang berhubungan dengan nasabah pay roll sehingga kemampuan pembayarannya ada. Selain itu kita kerja sama dengan pengembang,” kata dia.
Per Maret 2024, pertumbuhan pembiayaan BSI Griya telah tumbuh Rp 53,4 triliun atau tumbuh 8% secara year on year (yoy). Hal ini sudah tumbuh dari posisi September 2023 yang berkisar di angka Rp51,2 triliun.