spot_img
Selasa, Mei 7, 2024
spot_img

Buya Hamka dan AR Baswedan: Sebuah Kesaksian Sejarah

Saudara Baswedan–selalu ia menyebut panggilan itu dalam suratnya, bukan Abdurrahman (inisial nama yang lalu dipakainya dengan AR)–melanjutkan suratnya:

Saya masih ingat, engkau hantarkan saya sampai ke Pekalongan. P.A.I di sana menyambut saya dengan satu rapat khusus. Di waktu itu engkau ulang lagi menguraikan cita-cita P.A.I sehingga faham betul.

- Advertisement -

Kesan saya ketika telah berpisah ialah bahwa saudara memberontak melawan dua penghambat. Penghambat pertama ialah “chauvenisme” kebangsaan Indonesia yang telah dididik bertahun-tahun meng-asing-kan orang Arab! Penghambat kedua ialah kebekuan peranakan Arab sendiri yang dinina-bobokan oleh ajaran datuk nenek negerinya bukan di sini, tetapi di Arab, jangan campur dengan anak negeri, karena itu menurunkan derajat kita, sebagai bangsa istimewa, sebangsa dengan Nabi!

Maka muncul ungkapan yang berbentuk ajakan dari AR Baswedan kala itu, yang juga disebut dalam surat Hamka itu, “… Sebab itu jalan selamat bagimu, di hari depanmu ialah leburkan diri ke dalam bangsa ibumu. Tanah airmu ialah Indonesia!”

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini