Saudara Baswedan!
Saya renungkan sekali lagi fotomu di omsing muka Panjimas No. 163; Engkau telah mulai tua sebagai juga aku. Tetapi mata masih bersinar berapi-api, menunjukkan keyakinan akan kebenaran pendirian. Dan membayangkan juga rasa syukur, karena golonganmu tidak lagi bermimpi tentang padang pasir melainkan hidup dalam alam kenyataan: “Kami adalah bangsa Indonesia! Tak ada kekuatan yang dapat menyisihkan kami!”
Demikian Hamka mengakhiri suratnya. Surat penuh kenangan pada seorang sahabatnya, AR Baswedan. Surat yang lebih pada kesaksian sejarah akan sosoknya. Sosok yang digambarkannya tak lelah berjuang sampai usia menua. Buya Hamka mengilustrasikan itu dengan indah.