spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Bersejarah! Akankah Indonesia Resmi Keluar dari Resesi?

KNews.id- Pasar keuangan Indonesia ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga nilai tukar rupiah finis di jalur hijau. Kemarin, IHSG ditutup di 6.159,03. Naik 0,48% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya.

Perdagangan berlangsung cukup semarak dengan nilai transaksi Rp 14,81 triliun. Frekuensi perdagangan tercatat 1,71 juta kali yang melibatkan 30,31 miliar unit saham. Investor asing kembali membukukan beli bersih (net buy). Di pasar reguler dan negosiasi, beli bersih investor asing adalah Rp 358,47 miliar. Ini membuat investor asing mencatatkan beli bersih Rp 18,18 triliun sepanjang 2021.

- Advertisement -

Tidak cuma di pasar saham, investor juga masuk ke pasar obligasi pemerintah. Imbal hasil atau yield Surat Utang Negara (SBN) seri acuan tenor 10% ditutup di 6,256%, turun 2 basis poin (bps). Penurunan yield menandakan harga obligasi sedang naik karena tingginya permintaan.

Derasnya aliran modal masuk di pasar keuangan Tanah Air menjadi ‘bensin’ bagi laju rupiah. Mata uang Ibu Pertiwi kembali perkasa di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

- Advertisement -

Kala penutupan pasar spot, US$ 1 setara dengan Rp 14.310. Rupiah menguat 0,21% sekaligus menyentuh titik terkuat sejak 16 Juni 2021.

Berpindah ke bursa saham AS, ada kabar yang kurang sedap di mana indeks utama ditutup melemah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500 terkoreksi masing-masing 0,92% dan 0,46%.

- Advertisement -

Investor di Wall Street semakin cemas dengan perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Negeri Stars and Stripes. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan total pasien positif corona di AS per 3 Agustus 2021 berjumlah 34,81 juta orang. Bertambah 15.081 orang dari hari sebelumnya.

Pelaku pasar melepas saham emiten yang bakal merasakan pukulan saat pandemi menggas, seperti perbankan dan industri. Harga saham emiten perbankan seperti JPMorgan, Morgan Stanley, dan Goldman Sachs turun masing-masing %..

Presiden AS Joseph ‘Jose’ Biden yang beberapa waktu lalu sempat mendeklarasikan ‘kemenangan’ AS melawan virus corona kini kembali waspada. Biden meminta kepala daerah untuk serius dalam penanganan pandemi.

“Beberapa gubernur tidak ingin melakukan hal yang benar untuk melawan pandemi. Kepada mereka, saya ingin katakan jika Anda tidak mau membantu maka setidaknya jangan menghalangi,” tegas Biden, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Meski tidak menyebut nama, publik meyakini Biden sedang menunjuk hidung gubernur dua negara bagian yaitu Florida dan Texas. Gubernur Florida Ronald ‘Ron’ DeSantis dan Gubernur Texas Gregory ‘Greg’ Abbott berasal dari Partai Republik, kubu oposisi.

Abbott memantik perdebatan dengan melarang para wali kota di daerahnya untuk mewajibkan pemakaian masker. Menurutnya, warga Texas punya kebebasan dan pemerintah tidak perlu ikut campur.

“Warga Texas, bukan pemerintah, berhak menentukan praktik kesehatan yang menurut mereka paling baik. Oleh karena itu, penggunaan masker tidak diwajibkan. Kita bisa memitigasi Covid-19 sembari menegakkan kebebasan warga Texas apakah mau memakai masker atau tidak,” tegas Abbot, seperti dikutip dari CBS News.

Hal serupa terjadi di Florida. Sekolah yang awalnya mewajibkan penggunaan masker menarik kembali kebijakan tersebut setelah mendapat ancaman dari DeSantis. Bagi sekolah yang mbalelo, DeSantis mengancam akan menahan pencairan anggaran.

“Gubernur Ron DeSantis menerbitkan aturan 21-175 setelah sejumlah sekolah di Florida mempertimbangkan untuk mewajibkan penggunaan masker. Ini dilakukan karena pemerintah Presiden Biden mengeluarkan instruksi yang tidak ilmiah dan tidak konsisten bahwa siswa harus memakai masker. Otoritas kesehatan Florida akan berkolaborasi dengan otoritas kesehatan untuk melindungi kebebasan warga apakah mau memakai masker atau tidak,” demikian sebut pernyataan tertulis di situs resmi pemerintah Negara Bagian Florida.

Pandemi virus corona sudah sangat berat bagi rakyat AS (dan seluruh dunia). Gaduh politik seperti ini tidak membantu, malah membuat masalah bertambah runyam. Upaya penanganan pandemi tidak bisa maksimal karena gesekan politik di level daerah.

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen yang berpotensi menggerakkan pasar. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang kurang menggembirakan. Saat Wall Street merah, bisa jadi mental investor di Asia bakal kalah sebelum bertanding.

Sentimen kedua, semoga menjadi kabar baik, adalah rilis data pertumbuhan ekonomi domestik. Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kuartal II-2021 pada pukul 11:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) akan tumbuh 2,875% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq).

Sementara pertumbuhan ekonomi secara tahunan (year-on-year/yoy) diproyeksikan sebesar 6,505%. Kemudian untuk keseluruhan 2021, ekonomi Ibu Pertiwi ‘diramal’ tumbuh 3,76%.

Sebagai gambaran, konsensus pasar versi Reuters menghasilkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 6,57% yoy pada April-Juni 2021. So, dari mana pun sumbernya, sepertinya pelaku pasar meyakini bahwa ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas 6,5%, pencapaian terbaik sejak kuartal IV-2010.

Jika terwujud, maka ini akan mengakhiri rentetan pertumbuhan negatif (kontraksi) selama empat kuartal berturut-turut. Artinya, Indonesia merdeka dari resesi ekonomi.

Berbagai data memang menunjukkan ekonomi Indonesia mengalami perbaikan yang nyata pada kuartal II-2021. BPS mencatat nilai ekspor barang pada kuartal II-2021 adalah US$ 50,8 miliar. Melonjak 54,27% dibandingkan kuartal II-2020.

Investasi pun melesat. Kementerian Investasi/Badan Pusat Koordinasi Penanaman Modal mengumumkan realisasi investasi pada kuartal II-2021 adalah Rp 223 triliun. Tumbuh 16,2% yoy. Konsumsi rumah tangga juga sepertinya bakal membaik. Sinyal ke arah sana tergambar dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

Pada kuartal II-2021, rata-rata IKK adalah 104,22 per bulan. Jauh lebih tinggi ketimbang rerata kuartal II-2020 yaitu 82,14 per bulan. IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau sudah di atas 100, maka konsumen optimistis dalam memandang situasi ekonomi saat ini dan beberapa bulan ke depan.

Oleh karena itu, akan sangat wajar ekonomi Indonesia bakal tumbuh tinggi. Hari ini bakal menjadi hari yang bersejarah karena secara resmi Indonesia sepertinya akan terbebas dari belenggu resesi ekonomi.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  1. Rilis data ekspor-impor Australia periode Juni 2021 (08:30 WIB).
  2. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Arita Prima Indonesia Tbk(09:00 WIB).
  3. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Electronic City Indonesia Tbk(09:00 WIB).
  4. CNBC Indonesia Food and Agriculture Summit (10:00 WIB).
  5. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Dafam Property Indonesia Tbk(10:30 WIB).
  6. Pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021 (11:00 WIB).
  7. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Delta Dunia Makmur Tbk(14:00 WIB).
  8. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Indo Aciditama Tbk(14:00 WIB).
  9. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Trias Sentosa Tbk(14:00 WIB).
  10. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Saranacentral Bajatama Tbk(14:00 WIB).
  11. Pengumuman suku bunga acuan Inggris (18:00 WIB).
  12. Rilis data ekspor-impor AS periode Juni 2021 (19:30 WIB).
  13. Rilis data tunjangan pengangguran AS periode pekan yang berakhir 31 Juli 2021 (19:30 WIB).

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

IndikatorTingkat
Pertumbuhan Ekonomi (Q I-2021 YoY)-0.74%
Inflasi (Juli 2021 YoY)1,52%
BI 7 Day Reverse Repo Rate (Juli 2020)3,5%
Surplus/Defisit Anggaran (APBN 2021)-5,17% PDB
Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (Q I-2021)-0,4% PDB
Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Indonesia (Q I-2021)US$ 4,1 miliar
Cadangan Devisa (Juni 2021)US$ 137,093 miliar

 

(Ade/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini