spot_img
Senin, April 29, 2024
spot_img

Bagaimana Kondisi Gaza saat Bulan Ramadan? Dimulai dengan Kelaparan Parah

 

KNews.id – Gaza yang sampai saat ini masih jadi lokasi perang antara Israel dan Hamas, membuat wilayah tersebut harus mengalami penderitaan besar. Padahal seharusnya bulan Ramadan bisa jadi bulan yang damai dan tenang bagi setiap muslim untuk menjalankan ibadah puasa.

- Advertisement -

Bulan suci Ramadan dimulai pada hari Senin di Gaza ketika perang yang sedang berlangsung memasuki hari ke-157. Sayangnya sampai saat ini upaya kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan masih sulit dicapai.

Menurut laman Washington Post, Israel dan Hamas masih berusaha mencapai kesepakatan melalui mediator untuk menghentikan pertempuran dan membebaskan sandera yang ditahan Hamas bagi tahanan Palestina yang ditahan Israel. Kondisi Gaza Dilansir dari Daily News Egypt, Kelaparan telah mencapai tingkat mengkhawatirkan di seluruh Jalur Gaza, terutama di wilayah utara, ditambah dengan kerusakan besar yang berdampak pada infrastruktur pada awal Ramadan.

- Advertisement -

Jumlah korban tewas akibat kekurangan gizi dan dehidrasi di Jalur Gaza meningkat menjadi 25 orang. Kementerian Kesehatan mengatakan lebih dari 2.000 petugas kesehatan tidak makan sahur dan berbuka puasa di Jalur Gaza bagian utara.

Kementerian Kesehatan di Gaza juga mengumumkan pendudukan Israel melakukan 7 pembantaian terhadap warga sipil di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, menyebabkan 67 kematian dan 106 luka-luka. Tak hanya itu, jumlah korban agresi Israel telah meningkat menjadi 31.112 kematian dan 72.760 luka-luka sejak saat itu.

- Advertisement -

Tercatat pula 72% korban agresi Israel adalah anak-anak dan perempuan. Selama perang yang telah berjalan lima bulan ini sebagian besar wilayah Gaza telah hancur.

Keluarga di Gaza biasanya berbuka puasa setiap hari pada bulan puasa ini. Namun makanan yang tersedia sangat langka dan harganya terlalu mahal bagi banyak orang. Kondisi ini membuat banyak orang kesulitan membeli.

Dilansir dari Africa News, dalam rapat kabinet pekanan, Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan, “Bulan Ramadan datang tahun ini, sementara rakyat kami di Jalur Gaza kelaparan dan mengalami pendarahan akibat kejahatan genosida yang terus berlanjut.”

“Kami menantikan intervensi dari Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghentikan kejahatan-kejahatan yang mengerikan ini, dan kami memohon kepada Tuhan untuk menjadikan hari-hari di bulan suci ini sebagai hari-hari di mana kejahatan-kejahatan ini berhenti dan aliran darah berhenti mengalir, dan menjadi hari yang cocok untuk menyelamatkan orang-orang yang lapar dan sakit dari bahaya yang mematikan” papar dia.

Dokter untuk Hak Asasi Manusia Israel mengatakan kondisi kelaparan di Gaza adalah akibat dari kebijakan Israel. “Menurut Mahkamah Internasional, kelaparan dianggap sebagai kejahatan perang.

Israel harus segera menghentikan segala bentuk pembantaian di Jalur Gaza dan berhenti membatasi bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa. Ini adalah noda moral yang akan tetap ada pada kita selama beberapa generasi,” ungkap kelompok tersebut.

Israel Tingkatkan Pasukan Keamanan Dikutip dari The Israel Times, Israel meningkatkan pasukan dan langkah-langkah keamanan di Yerusalem pada menjelang bulan suci Ramadan. Para pejabat keamanan Israel khawatir kemarahan umat Islam atas perang Gaza dapat meningkat selama bulan Ramadan.

Hal ini tentunya akan memicu kerusuhan, terutama jika pemerintah Israel berusaha membatasi akses ke tempat suci Masjid Al-Aqsa atau Haram al-Sharif di Yerusalem, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci. Kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Ismail Haniyeh, menganggap pendudukan Israel bertanggung jawab karena tidak mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata di Gaza, pertukaran tahanan, dan masuknya bantuan.

Hal ini menunjukkan jika Hamas punya niatan ingin menghentikan peperangan ini selama bulan Ramadan demi warga Palestina.

Itulah kondisi terbaru di wilayah Gaza sepanjang awal bulan Ramadan ini. Dari kondisi ini mulai banyak pihak yang mencoba menghentikan Israel, salah satunya adalah Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz Al Saud yang meminta komunitas internasional “untuk memikul tanggung jawabnya” untuk mengakhiri pembantaian warga Palestina, dan “menyediakan koridor kemanusiaan yang aman”.

(Zs/Snd)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini