spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Gembira yang Terpuji dan Gembira yang Tercela

Oleh : Ustadz Fariq Gasim Anuz

KNews.id- Allah menurunkan Al Quran sebagai pedoman hidup, obat, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Allah menjadikan manusia adakalanya bergembira dan adakalanya bersedih.

- Advertisement -

Allah berfirman,

وَأَنَّهُۥ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ

- Advertisement -

“Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,”

(Surat An Najm 43)

- Advertisement -

Termasuk adab para Nabi alaihimushshalatu wassalam termasuk Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam saat mereka tertawa tidaklah terbahak-bahak. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam seringkali tersenyum ramah kepada para sahabatnya radhiallahu anhum.

Diriwayatkan dari Abdullah bin al-Harits, beliau berkata,

مَا رَأَيْتُ أَحَدًا كَانَ أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Aku tidak pernah melihat orang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.”

(HR. Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh al-Arnauth)

Jarir bin Abdillah menceritakan:

مَا رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسلَمْتُ إِلَّا تَبَّسَم فِي وَجْهِي

“Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah melihatku sejak aku masuk Islam, kecuali beliau tersenyum mengarahkan pandangannya ke wajahku”. (HR. Bukhari).

Allah mengatur hamba-hambaNya dalam mengelola perasaan emosional mereka. Kapan seharusnya mereka menahan amarah? Kapan seharusnya mereka marah di jalan Allah dan mengharap ridha Nya? Termasuk dalam memenej rasa gembira, karena apa seharusnya kita bergembira? Bergembira yang bagaimana yang tercela?.

Allah memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman agar bergembira dengan sebab karunia dan rahmatNya. Kita bergembira dengan hidayah Islam, dengan nikmat diturunkan Al Quran. Kita bergembira bahwa Allah telah mengutus Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai rahmat bagi alam semesta. Kita bergembira ketika melakukan ketaatan.

Allah berfirman,

قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.

(Surat Yunus 58)

Gembira yang terpuji jika kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diperoleh. Gembira yang terpuji jika kita banyak memuji Allah dan mengagungkanNya serta bergantung kepadaNya. Gembira dengan tetap menjadi orang yang rendah hati.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bergembira jika mendapatkan orang yang masuk Islam seperti keislaman anak kecil Yahudi yang ditengoknya saat sakit, keislaman Khalid bin Walid, Amru bin Ash dan sahabat lainnya radhiallahu anhum.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bergembira ketika menerima ayat Al Quran berisikan penerimaan taubat Ka’ab bin Malik radhiallahu anhu yang tidak ikut perang Tabuk.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bergembira ketika menerima wahyu yang menegaskan pembersihan nama baik Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu anha atas tuduhan dusta dari kaum munafik.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bergembira saat bertemu dengan Ja’far bin Abi Thalib radhiallahu anhu di Madinah setelah sekian tahun berpisah dikarenakan Ja’far hijrah ke Habasyah.

Allah mencela orang yang bergembira dengan pemikiran yang batil dan digunakannya untuk menentang kebenaran yang datang kepadanya.

Allah berfirman,

فَلَمَّا جَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ فَرِحُوا۟ بِمَا عِندَهُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ

“Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa bergembira dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu.”

(Surat Ghafir 83).

Termasuk gembira yang tercela, jika seseorang bergembira dan bangga dengan kemaksiatan yang dilakukannya. Orang-orang munafik bergembira ketika absen dari berperang di jalan Allah. (Lihat surat At Taubah 81).

Termasuk gembira yang tercela jika seseorang bergembira melihat musibah yang menimpa saudara seiman.

Allah berfirman,

إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا۟ بِهَا ۖ

“Jika kalian memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kalian mendapat bencana, mereka bergembira karenanya…”

(Surat Ali Imran 120)

Seharusnya kita bergembira jika saudara kita mendapatkan kenikmatan. Seharusnya kita bersedih jika saudara kita sedang tertimpa musibah, mendoakan kebaikan untuknya, meringankan bebannya, dan menolongnya.

Termasuk gembira yang tercela jika seseorang gembira dengan kenikmatan dunia semata lalu orang tersebut menjadi ujub (bangga diri) menyandarkan kenikmatan disebabkan kehebatan dan kepandaian dirinya. Bangga dengan kenikmatan dunia yang menyebabkan dirinya menjadi sombong dan berbuat zalim.

Allah berfirman,

إِنَّ قَٰرُونَ كَانَ مِن قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ مِنَ ٱلْكُنُوزِ مَآ إِنَّ مَفَاتِحَهُۥ لَتَنُوٓأُ بِٱلْعُصْبَةِ أُو۟لِى ٱلْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُۥ قَوْمُهُۥ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْفَرِحِينَ

“Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”.

(Surat Al Qashash 76)

Allah berfirman,

فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”

(Surat Al An’am 44)

Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang bahagia di dunia dan akhirat…

Semoga Allah menjadikan orientasi kita dalam hidup adalah ridha Allah dan akhirat, semoga Allah menghindarkan kita dari tipuan dunia…

Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang rendah hati bukan orang-orang yang ujub atau sombong…

Aamiin. (Ikh)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini