spot_img
Minggu, April 28, 2024
spot_img

Diharapkan, Masyarakat tak Khawatir terhadap Dampak dan Efektivitas Vaksin Covid-19

KNews.id- Masyarakat diminta tidak khawatir terhadap dampak dan efektivitas vaksin Covid-19, terutama produksi Sinovac Biotech Ltd yang kini masih dalam tahap uji klinis fase tiga di Indonesia oleh PT Bio Farma (Persero) dan Universitas Padjadjaran (Unpad).

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad, Kusnandi Rusmil, menjelaskan, uji klinis di Indonesia sudah berlangsung sekitar enam bulan. Umumnya para relawan yang berpartisipasi disebut hanya mengalami sakit ringan.

- Advertisement -

“Sakitnya itu hanya panas-panas ringan, demam sedikit, terus bengkak ringan, dan dalam dua hari 20% itu sembuh sendiri. Jadi, saya katakan, bahwa selama ini kalau keamanannya cukup baik,” ujarnya dalam webinar Tackling the Covid-19: Health, Economics, Diplomacy, and Sosial Perspectives yang disiarkan oleh kanal Youtube IKA Unpad, (4/1).

“Untuk efektivitas dan imunogenisitas, itu sedang dalam penelitian. Jadi, belum selesai karena kita belum buka blinding-nya. Nanti, sebentar lagi pada akhir Januari, saya akan melakukan finding report kepada Ibu Rektor untuk dilaporkan kepada Bio Farma,” imbuh dia.

- Advertisement -

Kusnandi melanjutnya, vaksin yang akan digunakan bertujuan membentuk antibodi pada tubuh sehingga imun mengenali dan kebal terhadap virus Covid-19.

“Penawar” tersebut dibuat dengan mengambil bakteri pada insan yang terinfeksi sebagai sampel.Uji klinis pertama CoronaVac, vaksin buatan Sinovac, mula-mula dilakukan di Kota Wuhan, China, yang merupakan wilayah yang pertama kali ditemukan infeksi Covid-19. Dalam fase satu, sekitar 80-100 orang menjadi relawan dan hasilnya aman tanpa menyebabkan apa pun.

- Advertisement -

Demikian pula dengan fase uji coba kedua yang diikuti sekitar 400 orang relawan. Atas hasil observasi tersebut serta adanya tawaran dari Sinovac untuk melakukan uji klinis vaksin, Indonesia melalui Bio Farma dan Unpad lalu memulai kerja sama untuk mengembangkan dan melakukan uji klinis vaksin, yang melibatkan 1.600-an relawan di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar).

“Dari 1.800 yang kita screening, kemudian kita lakukan rapid test dan swab test. Ternyata yang dapat memenuhi persayaratan, yaitu ada 1.732, kemudian yang kita screening 90,” urai Kusnandi.

Selanjutnya, proses penyuntikan dilakukan dalam dua tahap. Fase awal diikuti sedikitnya 1.620 relawan serta etape berikutnya berkurang 17 orang dengan alasan pindah kantor, sakit, dan sebagainya.

Karenanya, dirinya mengimbau masyarakat tidak mudah mempercayai informasi tentang efek samping yang beredar tanpa memeriksanya terlebih dahulu, terutama yang disebarluaskan oknum tidak bertanggung jawab.

Kusnandi mengingatkan, Indonesia sejak dulu sudah terbiasa melakukan imunisasi, baik di puskesmas, daerah, atau fasilitas kesehatan lainnya. Hasilnya, tidak ada kejadian-kejadian pelik.

“Iritasi itu selalu ada, tetapi itu selalu bisa kita atasi karena manfaat vaksin itu jauh lebih besar dari efek sampingnya. Jadi, saya mohon sekali lagi dicamkan, bahwa memang ada efek samping, tapi efek sampingnya itu tidak menyebabkan hal-hal yang merugikan,” tuturnya. (AHM)

Sumber: Alinea

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini