Novel mengaku terkejut dengan pernyataan anggota tim pakar yang menyatakan bahwa mereka sudah mengantungi petunjuk ihwal pelaku penyiraman. Pelaku penyiraman tersebut terindikasi berkaitan dengan orang-orang di kepolisian. Tim tak merinci apa saja temuan-temuan yang melatari kesimpulan tersebut. Yang bisa mereka jelaskan hanyalah dugaan motifnya saja.
“Saat itu disebut bahwa penyerangan terhadap saya terkait dengan buku merah,” kata Novel.
Namun pernyataan itu jauh berbeda dengan kesimpulan akhir TGPF yang dirilis 17 Juli 2019. Setelah enam bulan bekerja, yang bisa dihasilkan tim tersebut hanyalah memetakan motif dan hubungannya dengan kasus-kasus besar yang pernah ditangani Novel. Sementara indikasi keterkaitan buku merah hilang dari laporan. Novel menganggap kesimpulan itu laiknya sebuah dagelan.
“Hasilnya jauh dari ekspektasi. Yang ada hanya mengolok-olok saya,” ujarnya.