Pertumbuhan Utang Jauh di atas Pertumbuhan Ekonomi
Mirisnya lagi, sambung Hardjuno, setiap tahun pertumbuhan ekonomi rata-rata hanya 5 persen. Sementara pertumbuhan utang jauh di atas itu. Dari 5 persen pertumbuhan tiap tahun, 3 persen berasal dari konsumsi yang artinya tidak menambah nilai dalam rantai ekonomi alias tidak menyerap pekerjaan dan menambah pendapatan negara di masa depan. Hanya 2 persen pertumbuhan ekonomi yang menggerakan dan memajukan ekonomi.
Angka ini tidak akan cukup memenuhi pertumbuhan utang negara karena angka utang sudah mengarah pada pola gali lubang tutup lubang.
“Pada akhirnya, situasi ini pula lah yang bisa menjelaskan mengapa tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia masih berada pada level yang teramat tinggi,” timpal dia.
Utang tidak Produktif dan Abaikan Pertanian-Sektor Riil