spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Umat Lintas Iman Berlatih Suarakan Keadilan Gender dan Iklim yang Efektif

 

KNews.id – Kelompok perempuan selalu rentan menjadi korban dari krisis iklim yang terjadi. Untuk melindungi perempuan dan kelompok marjinal lainnya, Irma Riana Simanjutak, dari United Evangelical Mission (UEM) menegaskan kembali komitmen lembaga bersama dengan GreenFaith Indonesia dalam melawan kerusakan iklim. “UEM telah mendukung dan membantu korban kerusakan lingkungan salah satunya masyarakat adat untuk dapat mempertahankan hak ulayatnya,” tambah Irma.

- Advertisement -

Pernyataan Irma selaku Advocacy Officer UEM ini disampaikan dalam training Keadilan Gender dan Iklim yang berlangsung 21-22 Maret 2024 di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Training ini diselenggarakan bersama oleh United Evangelical Mission (UEM) Region Asia, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan GreenFaith Indonesia, yang diikuti oleh 50 orang peserta yang berasal dari mahasiswa asal Pematang Siantar, Balige dan Laguboti, dan pemuda dari perwakilan organisasi Islam.

Komitmen umat Kristiani ini diperkuat oleh pernyataan Pdt. Debora Sinaga, Kepala Departemen Diakonia HKBP yang menyampaikan bahwa komitmen HKBP tercantum dalam konfesi atau dokumen pengakuan untuk melawan kerusakan lingkungan sebagai bagian dari suara kenabian gereja. “HKBP bersama dengan lembaga lintas iman telah lama berjuang untuk menyelamatkan lingkungan melalui kampanye, pendidikan lingkungan dan bahkan ikut dalam aksi penutupan PT.IIU beberapa puluh tahun lalu,” ungkapnya. Lebih lanjut, Pdt. Debora menyebutkan sejumlah tantangan yang dihadapi. “Tantangan sekarang malah semakin berat dan membutuhkan kerjasama dan networking, agar berjuang bersama melawan kerusakan lingkungan demi mewujudkan climate dan gender justice,” lanjutnya.

- Advertisement -

Di hari pertama training peserta mendapatkan materi tentang Era Kolonialisme dan Dampaknya Terhadap Krisis Lingkungan di Indonesia, Kejahatan Lingkungan dalam Eksploitasi Sumberdaya Alam dan Dampaknya terhadap Gender Justice, dan tentang Faith and Climate Justice: Pandangan Islam dan Kristen. Sementara di hari kedua, peserta berlatih membangun pemikiran untuk gerakan berbasis agama dan contoh yang dapat dilakukan, membangun pesan atau strategi komunikasi, hingga membuat video & foto esai untuk media sosial yang langsung dipraktikkan sebagai bahan kampanye lingkungan.

Setelah mengikuti acara ini, diharapkan peserta meningkat pengetahuan dan kemampuannya dalam mengorganisasikan gerakannya baik secara individu maupun komunitas di tingkat akar rumput. Selain itu, peserta juga diharapkan mampu merancang komunikasi yang strategis dan efektif untuk mengkampanyekan keadilan gender dan iklim.

- Advertisement -

David Effendi, fasilitator dari GreenFaith Indonesia menemukan ekspresi antar generasi, keadilan gender, komitmen, dan kolaborasi lintas usia terjalin dengan baik dalam pelatihan ini. “Peserta pelatihan ini memiliki latar belakang pengalaman dan khasanah pengetahuan ekologi dan teologi, siap belajar, dan siap mengaktualisasikan pengetahuannya,” kata David. Setelah mendapatkan masukan dari tim fasilitator, peserta siap melanjutkan rencana aksi yang disusun dalam lkegiatan ini.

Pelatihan ini memotivasi peserta untuk terlibat langsung dalam aksi nyata seperti yang diungkapkan Ruth Sianipar mahasiwa dari Sekolah Tinggi Bilblevrouw dan Yogi Siahaan, dari Persekutuan Naposobulung Distrik V Sumatera Timur. “Setelah mempelajari Climate and Gender Justice, saya semakin yakin bahwa perubahan yang kita butuhkan ada di tangan kita sendiri, dan kita memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan yang berarti,” kata Ruth. Hal serupa diungkapkan oleh Yogi “Training ini sangat membuka wawasan baru bagi saya, terima kasih kepada para narasumber yang telah membagikan ilmunya,” ujarnya .

Sebagai penutup, Nasional Koordinator Greenfaith Indonesia, Hening Parlan mengapresiasi antusiasme yang sangat baik dari para peserta yang hadir dari kalangan kampus teologi dan aktivis lingkungan di organisasi keagamaan. “Yang paling menarik, para peserta pelatihan sangat cepat untuk merespon apa yang akan dilakukan di kemudian hari, dan EUM juga siap memberikan support untuk project kecil mereka yang akan kita bawa untuk kampanye Faith for Climate Justice pada Mei 2024 mendatang,” ujarnya. Hening juga berharap kampanye ini tidak hanya membawa dampak pada masyarakat lokal tetapi gaungnya bisa dampak hingga tingkat internasional.

Pelatihan Keadilan Gender dan Iklim ini adalah kegiatan ketujuh yang diadakan GreenFaith Indonesia bekerja sama dengan sejumlah organisasi keagamaan dalam serial pelatihan Keadilan Iklim yang sebelumnya berlangsung di Jakarta, Tangerang, dan Salatiga. Kegiatan ini memadukan metode materi pengetahuan, diskusi dan penyusunan rencana aksi, yang disampaikan secara hybrid, di luar dan dalam jaringan sepanjang Januari – Maret 2024. Rencana aksi dari seluruh kegiatan ini akan serentak dilakukan pada pekan kampanye Faith for Climate Justice pada Mei 2024 secara global bersama jaringan GreenFaith.

Tentang Greenfaith Indonesia

GreenFaith, sebuah organisasi multi-agama global yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan keadilan iklim dengan pengalaman puluhan tahun menangani krisis iklim, dan sebuah organisasi iklim berbasis agama, menyelenggarakan pelatihan tatap muka selama dua atau tiga hari bagi para pemimpin komunitas Muslim akar rumput yang fokus pada krisis iklim tentang pendekatan Islam terhadap keadilan iklim.

Greenfaith Indonesia (GFI) merupakan bagian dari Greenfaith International (GF) Organization Network yang berbasis di New York City, Amerika Serikat. Greenfaith didirikan pada tahun 1992, awalnya bernama Mitra untuk Kualitas Lingkungan. Misi GF adalah membangun gerakan lingkungan dan iklim multi-agama di seluruh dunia, dengan visi membangun komunitas dan ekonomi yang berketahanan dan peduli yang memenuhi kebutuhan semua orang dan melindungi planet ini. GF memfokuskan pekerjaannya dalam melakukan kampanye dan membangun kapasitas organisasi lintas agama dan anggota jaringannya dalam konteks energi dan keadilan iklim.

GF berkomitmen dan menyerukan tindakan yang harus diambil oleh jaringannya: Segera mengakhiri proyek bahan bakar fosil baru dan deforestasi, transisi cepat menuju 100% energi terbarukan, dan penghapusan bahan bakar fosil secara bertahap. Serta komitmen terhadap transisi yang adil bagi pekerja yang terkena dampak dan komunitas yang rentan terhadap perubahan iklim.

Narahubung Greenfaith Indonesia:
Nita Roshita (WA: +62 878-7841-0107, Email: [email protected] )

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini