spot_img
Jumat, Mei 24, 2024
spot_img

Telkom Butuh US$ 4,4 Miliar demi Hajatan Besar

KNews.id –  PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) membutuhkan investasi sebesar US$ 4,4 miliar untuk menjadi jawara di industri pusat data (data center) Asia Tenggara. Dana setara Rp 67,68 triliun itu akan digunakan perseroan untuk membangun data center berkapasitas 400 Megawatt (MW) hingga 2030.

Pembangunan pusat data berkapasitas jumbo tersebut menjadi komitmen TLKM untuk tampil sebagai salah satu pemimpin di industri data center Asean. Dan sebagai pemimpin pasar (market leader) di industri telekomunikasi nasional, target tersebut dinilai tidaklah sulit bagi Telkom.

- Advertisement -

“Dengan target sebesar 400 mw, kami membutuhkan sekitar US$ 4,4 miliar untuk membangun sekaligus mengoperasikan data center,” kata SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza kepada Investor Daily baru-baru ini.

Sampai saat ini, Reza menuturkan, Telkom melalui PT Telkom Data Ekosistem dengan merek NeutraDC sudah menggelontorkan investasi sekitar US$ 500 juta untuk IT load data center. Investasi itu mengacu pada kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat dan keperluan untuk menjaga standar keamanan, serta kinerja tinggi di industri data center.

- Advertisement -

Ini tercermin dari kepemilikan pusat data Telkom hingga Juni 2023. Emiten bersandi saham TLKM ini telah mempunyai 30 pusat data, dengan rincian 25 berada di dalam negeri dan lima lainnya tersebar di Singapura, Hong Kong, dan Timor Leste.

Maka dari itu, target Grup Telkom membangun 400 MW sampai 2030 merupakan ikhtiar untuk menjadi salah satu pemain besar di industri data center Asia Tenggara. “Target ini adalah bagian dari visi jangka panjang kami,” ujar Reza.

- Advertisement -

Lebih lanjut, Telkom melalui NeutraDC juga terus mengadopsi teknologi baru di infrastruktur data center seperti memperbarui perangkat keras, lunak, dan infrastruktur pengelolaan energi guna meningkatkan efisiensi dan kinerja.

“Saat ini, kami terus memperbanyak penggunaan energi terbarukan dalam pengoperasian data center. Kami juga memberikan keamanan data untuk menjaga kepercayaan pelanggan. Karena itu, kami memprioritaskan investasi di sistem keamanan fisik dan siber,” imbuh.

Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menilai, peluang TLKM menjadi jawara di industri data center Asia Tenggara terbuka lebar. Terlebih, emiten telekomunikasi pelat merah ini merupakan market leader.

Di sisi lain, target perseroan menjadi pemain besar di Asean juga didukung oleh populasi masyarakat Indonesia yang besar di kawasan. “Jadi, peluang Telkom itu ada. Tapi perseroan harus bekerja keras karena non-operator telekomunikasi juga banyak yang masuk di industri data center,” tambah dia.

Peluang Telkom juga diperkuat dari posisi kas perusahaan yang solid. Dengan kas mencapai Rp 40 triliun pada semester I-2023, menurut Kiswoyo, sebagian besar kebutuhan investasi di industri data center dapat TLKM penuhi dengan mengandalkan kas internal, dan sisanya memanfaatkan utang perbankan.

Paralel dengan itu, Kiswoyo memproyeksikan pendapatan dan laba bersih Telkom masing-masing akan tumbuh 5% sampai akhir tahun ini, dibandingkan tahun lalu. Menurut dia, saat ini merupakan momentum tepat untuk membeli saham TLKM karena sudah berada di level bottom.

“Begitu harganya tembus Rp 4.000, saham TLKM akan naik lagi jadi Rp 4.500. Baru, setelah itu menuju new high Rp 5.000. Jadi, koreksi harga Telkom saat ini hanya siklus teknikal yang wajar dan secara fundamental tidak ada isu,” tutur dia.

Senada, Equity Research MNC Sekuritas Andrew Sebastian Susilo dalam riset yang dipublikasi baru-baru ini, merekomendasikan buy TLKM dengan target harga Rp 4.200 dan potensi penguatan sebesar 13,82% dari penutupan akhir pekan lalu di posisi Rp 3.690.

“Kami melihat pemisahan Indihome ke Telkomsel akan meningkatkan basis pelanggan dan ARPU Indihome sekaligus mengurangi biaya operasional dan menurunkan belanja modal. Adapun risiko negatif yang perlu diwaspadai yaitu perang tarif data dan pertumbuhan pelanggan yang terbatas,” ujar Andrew.

Dia pun memperkirakan, pendapatan Telkom pada akhir 2023 bisa menembus Rp 153,3 triliun, atau naik sebesar 4,0% secara yoy ditopang dari layanan data, internet, dan TI yang akan tetap menjadi kontributor utama dengan sumbangsih sebesar 55,7%.

“Dari sisi Ebitda, kami memperkirakan TLKM tumbuh sebesar 6,2% secara yoy di tengah biaya penyusutan dan amortisasi yang lebih rendah sebesar 6,6% secara yoy setelah pengakuan percepatan penyusutan dan biaya pemasaran yang lebih rendah sebesar 1,2% secara yoy,” ungkap Andrew.

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini