spot_img
Minggu, Mei 19, 2024
spot_img

Jepang & Inggris Ambruk, Begini Analisa Sri Mulyani & Bos BI

 

KNews.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan penyebab hingga dampak resesi yang terjadi di Jepang dan Inggris terhadap prospek perekonomian dunia pada tahun ini.

- Advertisement -

Sri Mulyani menjelaskan, penyebab resesi yang terjadi di negara-negara maju itu, disebabkan oleh ekonominya yang memang terus melemah, efek dari kebijakan suku bunga yang tinggi hingga pengaruh konflik geopolitik yang mengganggu rantai pasokan global, seperti konflik Rusia dan Ukraina.

“Negara-negara maju yang mengalami resesi ya memang mereka sudah cukup lemah, entah karena perang di Ukraina yang mempengaruhi terutama Eropa, tapi juga Jepang dan Eropa secara umum juga akan terpengaruh oleh kebijakan ekonomi, terutama suku bunga,” kata Sri Mulyani di kawasan Hotel St. Regis Jakarta.

- Advertisement -

Jepang telah kehilangan posisinya sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia. Raksasa Asia tersebut secara tak terduga tergelincir ke dalam resesi. Secara general resesi sendiri merupakan penurunan ekonomi atau ekonomi negatif, selama setidaknya dua kuartal beruntun.

Dalam laporan terakhir, PDB Jepang terkontraksi 0,4% pada kuartal empat 2023 dan pada kuartal tiga 2023 juga mengalami kontraksi sebesar 3,3%.

- Advertisement -

Laporan PDB terbaru itu jauh meleset dari perkiraan pertumbuhan 1,4% dalam jajak pendapat para ekonom Reuters. Secara kuartalan (quarter to quarter/qtq), PDB turun 0,1%, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 0,3% dalam jajak pendapat Reuters.

Inggris tergelincir ke dalam resesi setelah ekonomi mereka terkontraksi (quartal to quartal/qtq) pada kuartal III dan IV 2023. Resesi secara teknikal ini menunjukkan bahwa Perdana Menteri Rishi Sunak sejauh ini gagal memenuhi janjinya untuk menumbuhkan perekonomian.

Ekonomi Inggris memang masih tumbuh sebesar 0,1% sepanjang 2023 secara keseluruhan tahun tetapi ini merupakan pertumbuhan tahunan paling lambat yang pernah terjadi di Inggris sejak 2009, tidak termasuk tahun pertama pandemi.

Menurut Sri Mulyani, lemahnya perekonomian kedua negara itu memang telah diprediksi berbagai lembaga internasional. Membuat prospek ekonomi dunia juga menjadi tertekan pada tahun ini. Namun, efeknya tidak akan merambat ke negara lain, karena masih ada yang masih mampu tumbuh secara kuat ekonominya eperti Amerika Serikat dan India.

“Karena kenaikan suku bunga di berbagai negara itu cukup tinggi dalam waktu yang sangat singkat, jadi pasti memengaruhi kinerja ekonomi mereka, itu yang sebabkan kenapa proyeksi dan outlook ekonomi bagi banyak negara, terutama G7 ya dalam hal itu akan cenderung melemah dan itu menjadi tantangan untuk lingkungan global kita semuanya,” kata Sri Mulyani.

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Situasi resesi di Jepang dan beberapa negara maju lainnya memberikan dampak terhadap perekonomian global.

Resesi di Jepang ini terjadi di tengah inflasi yang cukup tinggi disertai dengan konsumsi dalam negeri yang lemah. Untuk diketahui, konsumsi swasta turun 0,2% pada kuartal keempat dibandingkan kuartal sebelumnya, berbeda dengan perkiraan median yang memperkirakan ekspansi sebesar 0,1%.

Alhasil, pertumbuhan ekonomi menjadi sulit didorong dan Jepang mengalami penurunan peringkat dari perekonomian terbesar ketiga di dunia menjadi perekonomian terbesar keempat di dunia yang diambil alih oleh Jerman.  (Zs/CNBC)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini