spot_img
Jumat, Mei 24, 2024
spot_img

Gelombang Panas (Heat Wave) Yang Melanda Asia, Saat Ini Bisa Menjadi Berkah Batu Bara

 

KNews.id – Gelombang panas (heat wave) yang melanda Asia saat ini bisa menjadi berkah batu bara. Permintaan batu bara bisa melonjak tajam karena penggunaan listrik meningkat drastis untuk pendingin ruangan.

- Advertisement -

Seperti diketahui, sejumlah negara Asia tengah berjuang menghadapi gelombang panas. Di antaranya adalah Thailand, Filipina, Myanmar, hingga India. Negara-negara tersebut masih mengandalkan pembangkit batu bara untuk menghasilkan listrik.

India mengandalkan 75% produksi listrik dari batu bara sementara Vietnam sekitar 55%, Myanmar sebesar 50%, dan Filipina sekitar 58%.

- Advertisement -

Jika permintaan batu bara melonjak maka ini akan sangat menguntungkan Indonesia  yang merupakan eksportir terbesar batu bara thermal. Cuan akan mengalir dari kenaikan permintaan batu bara thermal yang menjadi sumber energi pembangkit.

Gelombang panas bahkan sudah melambungkan harga batu bara. Pada perdagangan kemarin, Kamis (2/5/2024) berada di level tertinggi sepanjang tahun menyentuh US$ 148,25 per ton. Kenaikan kemarin juga memperpanjang rally batu bara menjadi empat hari beruntun. Selama empat hair tersebut, harga batu bara sudah terbang 10%.

- Advertisement -

Sebagai catatan, harga batu bara sempat melonjak setelah gelombang panas dan kekeringan memicu krisis energi di India dan China.

Harga batu bara terbang dari level US$ 120 pada Juni 2021 menjadi US$ 150 pada Juli 2021 setelah China dilanda krisis energi. Gelombang panas membuat penggunaan listrik meningkat tajam sementara produksi listrik dari pembangkit listrik berkurang.

Kejadian serupa menimpa India pada 2022. Krisis listrik di India melambungkan harga batu bara dari sekitar US$ 340an pada April 2022 menjadi US$ 400 pada pertengahan Mei 2022.

Dampak Ekspor bara Indonesia

Kinerja ekspor domestik batu bara sepanjang kuartal-I 2024 secara keseluruhan tercatat ambruk 25,9% menjadi US$7,5 miliar secara tahunan. Bila dirupiahkan angkanya mencapai Rp122,3 triliun (Kurs: Rp 16.180/US$).

India menjadi negara dengan tingkat ekspor tertinggi pada kuartal-I 2024, mencapai US$ 1,8 miliar, disusul China sebesar US$1,5 miliar. Posisi ke-3 terdapat Jepang dan ke-4 adalah Korea Selatan.

Kenaikan ini berpotensi semakin tinggi seiring dengan permintaan yang tinggi pada kuartal-II 2024 akibat heat wave atau gelombang panas yang menyelimuti daerah Asia dan ASEAN dalam beberapa minggu terakhir.

Setidaknya hal itu terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Mulai dari India, Bangladesh lalu Filipina, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam.

Mengutip data World Population Review, India berada di posisi ke-2 sebagai negara konsumen batu bara terbesar, Bangladesh berada di urutan ke 56, Filipina berada di urutan k-27, Thailand (20), Kamboja (58), Myanmar (77), dan Vietnam (16).

Heat wave yang terjadi tersebut berujung pada peningkatan permintaan listrik untuk pendingin ruangan/AC. Kekeringan dan suhu panas juga akan membuat sumber daya air berkurang sehingga pembangkit tenaga listrik akan berkurang kapasitasnya.

Tingkat volume ekspor batu bara terpantau masih menunjukkan pertumbuhan pada periode Januari-Maret 2024. Data BPS menunjukkan volume ekspor meningkat 7,88% menjadi 95,8 juta ton sepanjang kuartal-I 2024

Salah satu kejutan ekspor batu bara Indonesia secara peningkatan persentase volume terlihat pada negara tujuan India. Negara ini menunjukkan lonjakan ekspor dari Indonesia pada kuartal-I 2024 sebesar 24,51% menjadi 29,8 juta ton dibanding setahun sebelumnya.

India juga menjadi negara dengan tingkat volume ekspor terbesar dari Indonesia. Posisi ke-2 terdapat sebesar dengan volume ekspor batu bara Indonesia mencapai 20,6 juta ton.

(Zs/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini