spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Tangis dan Pelukan Pak Edy Kepala Security yang Menggetarkan

KNews- Rabu 17 May saya mendapat undangan acara Halal Bilhalal dengan seluruh direksi dan komisaris juga ratusan karyawan Ancol.

Sejak pengunduran diri saya diterima dan setelah acara perpisahan. Saya belum pernah lagi datang berkunjung.

- Advertisement -

Sebagai orang yang sudah tak lagi bertugas dan hanya sebagai undangan. Saya tau diri untuk memarkir mobil di bagian luar gedung bukan persis di depan gedung yaitu deretan tempat parkir yg memag dikhususkan bagi direksi dan komisaris. (VVIP) yang sedang menjabat.

Namun beberapa security yang bertugas, langsung mengadang, agar saya tetap memarkir mobil di lokasi parkiran yang biasanya hanya digunakan untuk komisaris dan direksi.

- Advertisement -

Sambil bercanda saya meneriakan mereka: Wooiii saya itu udah jadi rakyat jelata. Biarkan tempat itu utk yang lain saja. Tapi teman2 itu malah menghalangi jalan agar saya tak memarkir dibagian luar gedung.

Saat Saya selesai memarkir di depan gedung Ecovention tempat acara berlangsung.

- Advertisement -

Saya melihat Pak Edy (Kepala Security) yang sedang bertugas. Dia hanya nunggu di samping mobil sampai saya keluar.

Dia tak berani membukakan pintu mobil saya, karena pernah sekali dia lakukan itu, lalu saya tegur: Jangan pernah lagi membukakan pintu mobil saya, dan jangan juga lalu lari-larian untuk bukakan pintu memasuki gedung Ecovention.

Jangan pernah melayani saya dengan cara seperti itu. Pak Edy gagap dan hanya terucap: Baik pak (sambil agak bingung).

Hari berlalu waktu demi waktu Pak Edy tak pernah lagi melayani sebagaimana dia lakukan kepada yang lain.

Oleh sebab itu dia hanya menunggu saja saya turun dari mobil. Selama hampir 4 tahun dia patuh untuk tak melakukan tugasnya (khususnya terhadap saya pribadi).

Saat saya turun lalu saya menyalaminya, menanyakan kesehatan dan keluarganya lalu kemudian. Secara spontan Pak Edy memeluk, kemudian suaranya bergetar isak tangisnya tumpah. Dia sesunggukan.

Beberapa saat saya terhenyak lalu menenangkannya. Memintanya lebih tenang, bahwa jabatan selalunya ada saatnya untuk berakhir. Tak lupa saya meminta didoakan agar selalu sehat walafiat.

Pak Edy hanyalah “orang kecil” Yang seringkali keberadaannya “tak terlihat”. Hari kehari dia bertugas dan entah adakah yg mengucapkan terimakasih terhadap pelayanan yang dilakukannya selama ini atau menyapanya dengan hangat dengan menanyakan keluarganya dll saya juga tak tahu.

Yang jelas saya tak pernah mau mendapat pelayanan yang memang menjadi tugas pak Edy sehari – hari utk semua direksi dan komisaris selama saya bertugas lebih dari 3 tahun.

Matanya basah dan suara tangisnya yang dia coba tahan itu membuat suaranya semakin bergetar.

Saya memasuki ruangan Ecovention yang telah ada ratusan karyawan didalam sana. Tentu saja Pak Edy hanya bertugas diluar gedung hanya “MENJAGA” mobil para “PEJABAT” yang hadir.

Namun demikian dari ratusan orang yg saya temui hari itu, lalu saat saya selesai dari acara.

Wajah Pak Edy tetap terbayang. Insya Allah doa dari orang-orang yg selama ini ada namun “tak terlihat” itu menembus langit. Membuat saya semakin yakin dan percaya, bahwa perjalanan kedepan akan semakin optimis.

Karena doa dari orang-orang tulus yg hidup sehari – harinya hanya untuk bisa bertahan hidup, bukan utk menikmati kehidupan sesungguhnya tak ada jarak antara dia dengan khaliknya.

Terimakasih Bapak Edy atas segalanya atas kebaikan dan keramahan. Atas kesungguhan dalam bercerita dalam hal apapun itu. Insya Allah dimanapun saya berada akan tetap setia untuk mendengar; Ribuan cerita dari orang-orang seperti Pak Edy. (RZ/IST)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini