spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Rusia Rasakan Penderitaan, Mulai dari Kekalahan Militer Hingga Ekonomi

KNews – Rusia rasakan penderitaan, mulai dari kekalahan militer hingga ekonomi. Rusia kini menderita serangkaian kekalahan di berbagai aspek, di antaranya militer, ekonomi dan diplomatik. Hal ini terjadi di minggu ke-12 perang Rusia – Ukraina.

Mundurnya Rusia dari Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, mendorong pasukan Moskow kembali ke perbatasan mereka sejauh 40 km, dan mengambil artileri mereka jauh dari jangkauan kota.

- Advertisement -

Rusia tampaknya sedang merancang rencana untuk gerakan menjepit besar-besaran pasukan Ukraina di timur negaranya itu. Hal ini disinyalir karena kurangnya tenaga kerja mereka.

Pihak Ukraina mengatakan, kini Rusia telah kehilangan hampir 28.000 tentara —20 persen dari kekuatan operasi militer khusus Moskow, dan sebanyak 60 persen peralatan yang dikerahkan dalam invasi.

- Advertisement -

Staff umum Ukraina juga mengatakan, beberapa unit Rusia di Donbas kini tinggal memiliki kekuatan 20 persen dan terpaksa harus bekerja sama dengan perusahaan militer swasta.

Untuk menyikapi hal tersebut, Rusia telah mencopot sejumlah komandan tinggi dari jabatan masing-masing karena kinerja yang buruk.

- Advertisement -

“Kekalahan strategis Rusia kini jelas bagi semua orang di dunia,” ucap Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dilansir Hops.ID dari laman Al Jazeera, Kamis 19 Mei 2022.

“Hanya saja Rusia belum berani mengakuinya. Karena itu, tugas kita adalah berjuang sampai kita mencapai tujuan dalam perang ini. Bebaskan tanah kami, rakyat kami dan bangun keamanan kita semua,” katanya lagi.

Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengeluarkan dekrit pada 3 Mei. Isi dekrit tersebut, yakni melarang ekspor produk dan bahan mentah ke entitas atau orang mana pun yang masuk dalam daftar sanksi Rusia.

“Sanksi ekonomi dalam rangka pembalasan akan dilakukan sehubungan dengan tindakan tidak bersahabat dari beberapa negara asing, dan sejumlah organisasi internasional,” tulis dekrit tersebut.

Yang semakin memicu kemarahan Putin adalah fakta bahwa belakangan ini Presiden Finlandia Sauli Niinisto dan Perdana Menteri Sanna Marin secara resmi mengatakan, Finlandia akan segera mengajukan keanggotaan NATO tanpa penundaan.

Ironisnya, Swedia bahkan mengikuti langkah Finlandia tiga hari kemudian. “Swedia membutuhkan jaminan keamanan formal, yang akan diupayakan dengan keanggotaannya secara resmi di NATO,” kata Perdana Menteri Magdalena Andersson, kepada legislator di ibukota Stockholm. (RKZ/hops)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini