spot_img
Selasa, Juni 25, 2024
spot_img

Rupiah Masih Terjebak di Zona Terlemah, Apa Kata BI?

KNews.id – Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih terjebak di zona lemah pada perdagangan kemarin. Melansir Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,40% di posisi Rp 16.280 per US$1, posisi ini merupakan yang terendah sejak 6 April 2020 atau sekitar empat tahun terakhir.

Penurunan rupiah ini juga mematahkan tren penguatan yang terjadi selama tiga hari beruntun sejak 31 Mei 2024. Bahkan, pelemahan rupiah itu cukup mengejutkan karena kondisi global relatif stabil dan indeks dolar juga tidak bergerak signifikan karena hanya menguat tipis 0,14% ke angka 104,26.

- Advertisement -

Tekanan yang rupiah yang masih besar terutama karena lonjakan permintaan dolar AS di pasar yakni oleh korporasi baik pelat merah maupun swasta seiring dengan kebutuhan impor minyak dan jadwal pembayaran dividen asing.

Selain itu, masih ada tekanan jual di pasar surat utang negara di mana tenor pendek masih tertekan dan mencatat kenaikan yield. Sementara tenor panjang banyak diburu di tengah indeks saham yang kembali bangkit meski gagal menutup di level 7.000 hari ini.

- Advertisement -

Apa kata BI?
Bank Indonesia mencatat penyebab melemahnya rupiah terhadap dolar AS kemarin karena penutupan non-delivery forward rupiah yang melemah tajam di pasar New York.

Bidding NDF rupiah posisi 3 bulan mencapai Rp 16.310 dan harga jual (ask) mencapai Rp 16.374 per dolar AS dan bidding 1 tahun mencapai Rp 16.455 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp 16.533 per dolar AS.

- Advertisement -

“Rupiah melemah ditrigger oleh closing NDF IDR di pasar New York yang ditutup melemah cukup tajam sehingga menyebabkan opening pasar spot Rupiah di pasar domestik di pagi hari tadi dibuka dengan melemah yang juga tajam. (Padahal) Hari-hari sebelumnya pergerakan Rupiah relatif stabil terkendali,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI Edi Susianto.

Menurut BI, faktor yang mendorong NDF melemah tajam adalah kondisi global yang masih sangat naik turun, termasuk kondisi politik di India yang sudah dalam proses Pemilu. Lalu, pelaku pasar masih melihat adanya permintaan dolar akibat repatriasi yang relatif masih cukup tinggi.

“BI tentunya selalu mengawal dengan masuk pasar untuk memastikan keseimbangan supply demand pasar valas di market, dan Rupiah ditutup lebih rendah dari posisi opening hari ini,” kata Edi.

(Zs/MI)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini