spot_img
Selasa, April 30, 2024
spot_img

Peluang AS-China Perang di Pasifik Makin Besar, Buktinya Ini!

KNews.id- Militer Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan tentara dan kapal di wilayah perairan Asia-Pasifik dengan jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peningkatan pesat dalam jumlah kehadiran militer AS tersebut terjadi di tengah panasnya hubungan AS-China di kawasan.

Menurut laporan Institut Nasional Studi Laut China Selatan, sebuah think tank pemerintah, AS telah mengerahkan 375.000 tentara dan 60% dari kapal perangnya di kawasan Indo-Pasifik. Tiga kapal induk AS telah dikirim ke wilayah tersebut.

- Advertisement -

AS telah berulang kali mengatakan bahwa alasan mereka meningkatkan kehadiran di kawasan adalah untuk menjalankan operasi “kebebasan navigasi” reguler yang bertujuan untuk memastikan keamanan dan kebebasan di kawasan.

Sayangnya, Presiden Institut Nasional Studi Laut China Selatan Wu Shicun mengatakan aksi AS itu bisa meningkatkan peluang militer negara itu terlibat ‘perang’ dengan China, yang telah mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan.

- Advertisement -

“Pengerahan militer AS di kawasan Asia-Pasifik belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Wu saat mempresentasikan laporan tersebut, mengutip AFP.

“Kemungkinan insiden militer atau lepasnya tembakan yang tak disengaja telah meningkat,” tambah Wu. “Jika krisis meletus, dampak pada hubungan bilateral akan menjadi bencana besar.”

- Advertisement -

Wilayah Laut China Selatan yang sebagian besar diklaim China memang telah menjadi tempat peningkatan ketegangan antara AS-China. Sebab dalam pandangan AS, klaim China atas kawasan menyalahi hukum internasional. Selain itu, negara-negara lain di kawasan seperti Filipina, Vietnam hingga Taiwan, turut memperebutkan bagian di perairan itu.

Di sisi lain, militer China telah membangun beberapa pangkalan di kepulauan yang diakuinya. Mereka juga kerap kali mengeluarkan peringatan atau mengusir kapal asing yang dianggap memasuki kawasannya, termasuk kapal-kapal AS.

Kapal-kapal militer AS yang beroperasi di perairan itu sendiri telah meningkat pesat jumlahnya sejak Presiden AS Donald Trump Menjabat pada 2016.

Selama delapan tahun masa jabatan mantan presiden Barack Obama, angkatan laut AS hanya melakukan empat operasi navigasi bebas sementara ada 22 kapal yang melakukan operasi di bawah pemerintahan Trump sejauh ini, kata Wu.

Di tengah ketegangan yang meningkat tersebut, laporan itu menyarankan agar militer kedua aneuv meningkatkan komunikasi untuk mencegah kesalahpahaman strategis dan salah perhitungan.

Selain itu, pertemuan militer tingkat tinggi juga harus dilanjutkan. Saluran telepon langsung harus dibuka dan aneuver angkatan laut bersama harus dilakukan, tambahnya.

“China tidak menganggap Amerika Serikat sebagai saingan potensial atau membayangkan perang dingin atau panas baru dengan AS,” jelas laporan itu.“Memburuknya hubungan militer akan secara substansial meningkatkan kemungkinan insiden berbahaya, konflik atau bahkan krisis.” (FHD&AFP)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini