spot_img
Selasa, Mei 14, 2024
spot_img

RI Bisa Megap-Megap, Pengusaha Ramal Dolar Bisa Terbang ke Rp17.000

 

KNews.id – Kalangan pelaku usaha mengkhawatirkan penguatan kurs dolar AS atas rupiah kian tak terbendung. Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono mengungkapkan, ada potensi kenaikan nilai tukar mencapai Rp 17.000/USD terjadi jika pasar dalam negeri tidak lagi menjadi pilihan utama investor.

- Advertisement -

Kondisi ini diperburuk oleh situasi ekonomi geopolitik dunia. Akibatnya, ancaman beruntun akan menghantam ekonomi Indonesia.

“Kalau nanti ini terus-menerus naik terutama bagi pengusaha yang punya utang dolar akan menyulitkan. Kedua terjadi capital outflow, terjadi penarikan US Dollar yang besar dari Indonesia, kalau kemudian orang narik lewat pasar modal, obligasi yang dia jualin, kemudian US Dollar bisa nembus di atas Rp 17.000/USD itu runyam kalau seperti itu dan itu memang sangat dipengaruhi kondisi perang di teluk, Iran-Israel.”

- Advertisement -

“Bisa terjadi 17 ribu kalau Iran menembakkan nuklirnya gimana? Makin ngeri,” lanjut Iwantono.

Jika Israel melakukan pembalasan terbuka, maka nanti bisa terjadi perang perang terbuka dan itu akan mengganggu sekali ekonomi dunia. Sistem logistik terganggu sehingga kapal tidak bisa lewat dengan mudah wilayah tersebut, termasuk mengganggu kegiatan ekspor-impor, terutama impor bahan baku dari situ fosfat untuk pupuk.

- Advertisement -

“Pasokan minyak akan susah, kalau minyak susah maka harga minyak akan naik. dampak akan memberatkan Indonesia, subsidi akan ditambah, jadi pengaruhnya signifikan terhadap ekonomi Indonesia kalau itu berlangsung terus,” kata Iwantono.

Ketika faktor geopolitik dunia di luar kendali pemerintah, maka pemerintah harus bisa menjaga kondusifitas ekonomi dan sosial politik. Jika keduanya goncang kemudian dolar tak terkendali, maka ekonomi politik berpotensi runyam.

“Kalau terjadi kerusuhan percepat kondisi kejatuhan ekonomi, memperburuk ekonomi efek domino tadi. Satu, masalah ketidakstabilan nilai tukar rambah ke lain kemudian gejolak sosial yang beri impact lagi ke ekonomi, yang seperti itu,” ujar Iwantono.

(Zs/cnbc)

 

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini