Atau sederhana hanya karena munculnya tokoh masyarakat di Solo yang siap pimpin Revolusi dan saat ini terus menggugat ijazah palsu amunisi yang sangat membahayakan Presiden. Atau saat ini sedang terjadi konsolidasi kekuatan di Solo Raya yang minta Presiden mundur dan segera pulang ke Solo. Lepas itu semua, pengalaman gerakan people power bisa muncul dari Solo yang merupakan sumbu pendek.
Pecah huru hara di solo akan sangat cepat merembet ke Semarang, Jogjakarta dan membesar di dua wilayah tersebut. Imbasnya akan menjalar membara ke Jakarta dan seluruh wilayah Indonesia. Hawa huru hara sangat mungkin akan pecah dari Solo. Kalau benar sudah pecah di Solo apa mereka mengira kraton bisa meredam. Itu mustahil, tidak akan bisa diredam oleh kekuatan Keraton Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran. Atau bahkan Kesunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Apakah itu alasan gelar pasukan yang tidak normal di Solo. Bahwa banyak pengamat memaknai itu bukan untuk mengamankan ngunduh mantu Presiden tetapi ketakutan dan tidak percaya diri Presiden atas perkembangan politik yang justru makin membesar didekat kediamannya.
Tidak penting soal berapa besar biaya, tetapi kesan keangkuhan dan jauh dari kenormalan dan ketidak wajaran menimbulkan teka teki rakyat kemana sebenarnya sasaran taktis gelar pasukan tersebut.
Rakyat hanya melihat ada kesan sombong, angkuh dan aji mumpung.