spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Iran: Jika Mau Membuat Senjata Nuklir, Kami dapat Melakukannya Beberapa Waktu Lalu…

KNews.id- Jika Iran menginginkan senjata nuklir, mereka pasti sudah membuatnya, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN yang tayang Selasa (2/2).

“Jika kami ingin membuat senjata nuklir, kami bisa melakukannya beberapa waktu lalu,” kata Zarif kepada Christiane Amanpour dari CNN, seperti dikutip Reuters. 

- Advertisement -

“Tapi, kami memutuskan, senjata nuklir bukan, tidak akan meningkatkan keamanan kami, dan bertentangan dengan pandangan ideologis kami. Dan itulah mengapa, kami tidak pernah mengejar senjata nuklir,” tegasnya.

Pada Senin (1/2), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan kepada NBC, jika Iran melanggar pembatasan tambahan yang termasuk dalam kesepakatan nuklir 2015, mereka bisa memperoleh cukup bahan fisi untuk bom dalam “hitungan minggu”.

- Advertisement -

Zarif menyebutkan, uranium yang diperkaya oleh Iran bisa segera diturunkan untuk memenuhi kesepakatan nuklir jika AS mencabut sanksi. “Delapan ribu pon uranium yang diperkaya bisa kembali ke jumlah sebelumnya dalam waktu kurang dari sehari,” sebut dia.

Pemerintahan Joe Biden, menurut Zarif, memiliki “kesempatan terbatas” untuk memasuki kembali perjanjian nuklir 2015. “Waktu bagi Amerika Serikat untuk kembali ke perjanjian nuklir tidak terbatas,” katanya. 

- Advertisement -

Tapi, “Amerika Serikat memiliki jendela kesempatan yang terbatas, karena Presiden Biden tidak ingin menampilkan dirinya sebagai upaya untuk mengambil keuntungan dari kebijakan yang gagal dari mantan Pemerintahan (Donald) Trump,” imbuh dia.

Koreografi Uni Eropa

Zarif membuat sketsa jalan untuk mengatasi kebuntuan dengan mengatakan, kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa dapat “membuat koreografi” langkah tersebut.

“Pada dasarnya, ada mekanisme untuk menyelaraskannya atau mengkoordinasikan apa yang bisa dilakukan,” kata Zarif ketika ditanya bagaimana menjembatani kesenjangan antara Washington dan Teheran. 

Setiap negara ingin yang lain melanjutkan kepatuhan terlebih dahulu. Zarif mencatat, kesepakatan nuklir 2015 menciptakan Komisi Bersama yang dikoordinasikan oleh kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, sekarang dijabat oleh Josep Borrell. 

Borrell “dapat membuat koreografi tindakan yang perlu diambil oleh Amerika Serikat dan tindakan yang perlu diambil oleh Iran,” ujarnya.

Komisi Bersama termasuk Iran dan enam negara dalam kesepakatan nuklir 2015: Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat. Tapi, AS keluar dari perjanjian saat Trump memerintah. (Ikh)

Sumber: Reuter

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini