spot_img
Senin, Mei 20, 2024
spot_img

Hasil Integrasi Telkomsel-Indihome Mulai Terasa, Saham Telkom Atraktif

KNews.id – Kinerja PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) kembali optimal usai integrasi Telkomsel-Indihome. Lantas, bagaimana arah saham TLKM ke depan?

Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp 111,2 triliun hingga kuartal III-2023 atau tumbuh 2,2% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 108,8 triliun. Laba operasi meningkat 10,8% (yoy) menjadi Rp 34,9 triliun dari Rp 31,5 triliun.

- Advertisement -

Adapun EBITDA hingga kuartal III-2023 turun tipis 0,7% (yoy) menjadi Rp 59 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 59,4 triliun. Laba bersih naik 17,6% (yoy) menjadi Rp 19,5 triliun dari Rp 16,5 triliun.

“Merger Telkomsel-Indihome cukup berkontribusi positif, tercermin dari efisiensi yang ditunjukkan Telkom maupun kinerja operasional Telkomsel dan Indihome,” tulis analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Leonardo Lijuwardi dalam risetnya.

- Advertisement -

Pertumbuhan pendapatan emiten berkode saham TLKM tersebut selama periode Januari-September 2023 sebagian besar disumbang oleh segmen data, internet, dan IT services yang tumbuh 4,8% (yoy) menjadi Rp 63,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 60,4 triliun, serta segmen Indihome yang tumbuh 4,3% (yoy) menjadi Rp 21,7 triliun dari Rp 20,8 triliun.

Sedangkan segmen yang turun cukup drastis dan trennya melemah adalah segmen SMS, fixed, dan cellular voice. Segmen tersebut turun 20,8% (yoy) menjadi Rp 10,8 triliun dari Rp 13,6 triliun. Hal itu dipicu oleh perubahan perilaku konsumen yang merupakan imbas kanibalisasi akibat tren yang lebih mengarah pada aplikasi instant messaging.

- Advertisement -

Segmen lain seperti interconnection masih tumbuh 7,8% (yoy) menjadi Rp 6,6 triliun, serta segmen lain-lain seperti jaringan dan servis lain (sewa menara) tumbuh 12,2% (yoy) menjadi Rp 8,6 triliun.

Sementara itu, selama periode Januari-September 2023, beban operasional (opex) TLKM naik 5,6% (yoy) menjadi Rp 52,1 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 49,4 triliun. Ini terutama dipicu oleh peningkatan biaya operation & maintenance (O&M) sebagai kontributor terbesar dari opex yang meningkat 6,4% (yoy) menjadi Rp 28,8 triliun dari Rp 27,1 triliun.

“Biaya tersebut disebabkan oleh penggunaan frekuensi spektrum yang lebih tinggi untuk menjaga kapasitas dan meningkatkan kualitas jaringan TLKM,” sebut Leonardo.

Selain itu, biaya lain yang berkontribusi meningkatkan opex TLKM adalah biaya segmen interconnection yang naik 17,1% (yoy) menjadi Rp 4,5 triliun dari Rp 3,8 triliun. Biaya tersebut ditujukan untuk menumbuhkan segmen wholesale voice di skala internasional.

“Pasca merger antara Telkomsel dan Indihome, biaya G&A (umum dan administrasi) hanya meningkat 1,6% (yoy) menjadi Rp 4,5 triliun dari Rp 4,45 triliun. Biaya marketing tertekan 6,9% (yoy) menjadi Rp 2,59 triliun dari Rp 2,78 triliun berkat efisiensi dari pasca merger dan promosi yang lebih selektif,” jelas Leonardo.

Lebih jauh, pendapatan Telkomsel selama periode Januari-September 2023 tumbuh relatif stagnan 0,6% (yoy) dan 0,3% (qoq) menjadi Rp 66,59 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 66,16 triliun dan kuartal II-2023 yang sebesar Rp 22,51 triliun.

Pertumbuhan tersebut masih ditopang segmen digital business yang mencetak pertumbuhan 7% (yoy) dan 0,5% (qoq) untuk meredam tren penurunan dari bisnis Telkomsel di segmen legacy (-26,5% yoy & -0,7% qoq), menyusul perubahan perilaku serta transisi komunikasi yang lebih condong ke data dan efek instant messaging.

Adapun jumlah pelanggan Telkomsel turun 1% (yoy) menjadi 158,3 juta hingga kuartal III-2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 159,8 juta. Namun, mulai kembali on track dengan kenaikan 3,3% (qoq). “Hal itu disebabkan oleh pembersihan pelanggan yang bertujuan untuk mengoptimalkan jumlah pelanggan yang lebih produktif,” ungkap Leonardo.

Jumlah basis pelanggan yang mulai stabil itu juga mendukung peningkatan produktivitas dan kualitas pelanggan, yang ditunjukkan melalui peningkatan ARPU – pasca integrasi Telkomsel-Indihome – sebesar 11,4% (yoy) menjadi Rp 47,8 ribu per pengguna dari Rp 42,3 ribu per pengguna.

Dengan berbagai faktor tersebut, NH Korindo Sekuritas mempertahankan rating beli untuk saham TLKM dalam 12 bulan ke depan. Target harga saham TLKM dipatok Rp 4.800. Target harga tersebut merefleksikan EV/EBITDA 2023 sebesar 6,5 kali.

“Rekomendasi ini didukung oleh pertumbuhan berkelanjutan dan efisiensi kinerja TLKM. Yang menjadi risiko dari call ini adalah risiko persaingan dan kompetisi di industri telekomunikasi yang makin intens dan ketat,” pungkas dia.  (Zs/ID)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini