spot_img
Senin, April 29, 2024
spot_img

Geger Kudeta Wagner di Rusia, Putin Tenang Didukung MBS

KNews.id –  Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan telepon dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, Selasa, (27/6/2023). Hal ini terjadi setelah Rusia dilanda ketegangan pasca percobaan pemberontakan yang dilakukan kelompok paramiliter Wagner pada Sabtu lalu. “Sang pangeran menyatakan dukungan atas langkah-langkah yang diambil Putin untuk mengakhiri pemberontakan bersenjata oleh pejuang tentara bayaran selama akhir pekan,” tulis kantor berita negara Rusia RIA Novosti.

Rusia dan Saudi sendiri akhir-akhir ini menjalin hubungan yang erat. Ini terjadi saat mitra strategis Riyadh, Amerika Serikat (AS), sedang bersitegang dengan Moskow akibat manuvernya yang menyerang Ukraina. Terbaru, Saudi berniat untuk bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai atau SCO yang diikuti Rusia dan dipimpin oleh rival Washington lainnya, China. SOC sendiri merupakan aliansi politik, keamanan dan perdagangan yang juga beranggotakan India, Pakistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, dan Tajikistan.

- Advertisement -

Sejak awal serangan Rusia ke Ukraina, Arab Saudi telah mempertahankan sikap netral. Riyadh menyerukan de-eskalasi, menawarkan dukungan kepada Kyiv sambil mempertahankan status quo hubungannya dengan Rusia, yang juga sesama anggota OPEC+.

Walau begitu, Saudi juga menjalin hubungan dengan Ukraina dan pada Februari lalu, Patron Timur Tengah itu menandatangani perjanjian dan nota kesepahaman (MoU) dengan Ukraina untuk memberikan bantuan kemanusiaan sebesar US$ 400 juta atau setara Rp 6 triliun.

- Advertisement -

Di sisi lain, Arab Saudi juga menyatakan kesediaannya untuk menengahi pihak-pihak yang berkonflik untuk mencapai resolusi damai. Pada akhir tahun lalu, Saudi memberikan suara mendukung resolusi PBB yang mengutuk langkah Rusia untuk mencaplok wilayah Ukraina, sebuah keputusan yang dipuji Kyiv dan ditafsirkan sebagai Riyadh mendukung integritas teritorial Ukraina.

Selain itu, MBS memainkan peranan penting dalam memediasi pembebasan 10 tawanan perang (POW) dari berbagai negara. Ini sebagai bagian dari pertukaran tawanan perang antara Rusia dan Ukraina.

- Advertisement -

Sementara itu, MBS tetap melakukan kontak rutin dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas kerja sama dalam OPEC+. Kedua pemimpin fokus untuk menjaga stabilitas pasar minyak sehubungan dengan dampak perkembangan perang Rusia-Ukraina, seperti sanksi Barat terhadap industri minyak Moskow dan pemberlakuan pembatasan harga pada produk-produk asal Negeri Beruang Putih.

(Zs/CNBC)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini