spot_img
Kamis, Mei 9, 2024
spot_img

Bukan dari Indonesia, Pinjol Danacita yang Menjerat Ribuan Mahasiswa ITB Ternyata Berasal dari Negara Ini

KNews.id –  Sebuah gelombang keluhan dari mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menggema di jagad media sosial terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk tahun ajaran 2023/2024.
Sebanyak 1.800 mahasiswa terpaksa menghadapi beban pembayaran UKT yang menjadi sorotan utama dalam diskusi publik.

Salah satu akun pengguna Twitter, @itbfess, menjadi sumber informasi utama yang menjelaskan situasi kompleks ini. Menurut @itbfess, sebenarnya sebagian mahasiswa ITB sudah mengajukan permohonan keringanan pembayaran UKT.

- Advertisement -

Namun, kenyataannya hanya 308 mahasiswa atau sekitar 17 persen dari jumlah total yang berhasil memperoleh keringanan.

Artinya, sebagian besar mahasiswa ITB, yaitu sekitar 83 persen atau 1.492 mahasiswa, tidak mendapatkan keringanan dan dihadapkan pada opsi alternatif yaitu mengangsur pembayaran UKT.

- Advertisement -

Lantas pada Jumat, 26 Januari 2024, netizen secara tiba-tiba mengguncang dunia maya dengan membocorkan kerja sama antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dan perusahaan pinjaman online (pinjol) Danacita.

Kerja sama ini melibatkan penawaran pinjaman Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dapat dicicil dengan tingkat bunga yang dianggap tinggi oleh sebagian kalangan.

- Advertisement -

Seorang netizen dengan akun @BambangSetyadji di Twitter menyebutkan bahwa ITB bermitra dengan Danacita untuk mengatasi Biaya Penyelenggara Pendidikan (BPP) dengan menggunakan pinjaman online. Dalam tautan situs resmi ITB, terlihat opsi pembayaran cicilan hingga 18 bulan dengan menggunakan layanan Danacita.

Danacita sendiri adalah lembaga pinjaman online komersial yang berbasis di Singapura dan merupakan bagian dari perusahaan ErudiFI.

Dipimpin oleh Direktur Utama Alfonsus Dwianto Wibodo, Danacita telah menjadi sorotan karena menawarkan pinjaman online untuk pendidikan kepada pelajar dan tenaga kerja profesional. Profil Danacita juga menunjukkan bahwa perusahaan ini sudah melayani lebih dari 27 ribu pengguna, dengan 14 ribu di antaranya adalah pengguna aktif.

Total pendanaan yang dikeluarkan oleh Danacita mencapai lebih dari Rp 375 miliar, dengan pendanaan tahunan mencapai Rp 8,7 miliar. Tidak hanya ITB, beberapa perguruan tinggi lain dan lembaga khusus juga terlibat dalam kerja sama serupa dengan Danacita.

Beberapa di antaranya adalah BSI, Unisba, UNM, IT PLN, UNTAR, UPJ, UNISIA, Paramadina, Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran. Kisruh ini dimulai dari keluhan mahasiswa yang mengalami kendala dalam mengisi Formulir Rencana Studi (FRS) pada Sistem Informasi Akademik (SIX) ITB.

Mahasiswa yang tidak dapat melunasi UKT atau BPP semester I 2023/2024 dihadapkan pada opsi cuti kuliah selama satu semester sebelum melanjutkan pendidikan. Namun, solusi yang diberikan oleh ITB, yaitu menggunakan layanan pinjaman online, mendapat kritik keras dari sejumlah netizen.

Banyak yang menilai bahwa opsi ini memberatkan mahasiswa dengan bunga yang signifikan. Sebuah contoh simulasi menunjukkan bahwa pinjaman sebesar Rp 10 juta dengan tenor 12 bulan akan membawa bunga sekitar Rp 2,5 juta, sehingga mahasiswa harus membayar total Rp 12,5 juta dalam waktu setahun.

(Zs/AB)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini