spot_img
Minggu, Mei 5, 2024
spot_img

Utang Jumbo, Begini Rencana Pemerintah Selamatkan Waskita

KNews.id-PT Waskita Karya (Persero) Tbk menjadi salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan melakukan privatisasi dengan Rights Issue.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan ada delapan strategi untuk penyehatan Waskita.

- Advertisement -

“Agar dikelola untuk dapat mempercepat kinerja keuangan Waskita agar bisa memperlihatkan perbaikan pada rasio keuangan, arus kas, dan pendapatan usaha kembali ke kapasitas normal dan laba bersih bernilai positif,” jelas Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR-RI, Senin (29/8/2022).

Selain itu dalam rapat tersebut, Sri Mulyani juga mengatakan jika Waskita dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus menjamin kualitas dan multiplier efek pada lapangan kerja, UMKM, dan juga ekonomi lainnya.

- Advertisement -

Adapun delapan strategi penyehatan Waskita Karya antara lain, pertama divestasi sebanyak lima dari target 13 ruas rol yang dimiliki untuk perolehan dana pembayaran dan dekonsolidasi (recycling asset).

Kedua melalui penjaminan pemerintah, yakni dengan pinjaman sindikasi perbankan dengan plafond sebesar Rp 8,077 triliun, dan obligasi serta sukuk dengan plafond sebesar Rp 5,6 triliun.

- Advertisement -

Ketiga melalui restrukturisasi utang induk sebesar Rp 48 triliun dengan 21 kreditur pada 2021. Keempat restrukturisasi utang anak, yaitu WTR, WKR, dan WKI dan yang saat ini sedang berproses adalah WSBP.

Kelima, Penyertaan Modal Negara (PMN) pada 2021 sebesar Rp 7,9 triliun, dan pada 2022 sebesar Rp 3 triliun. Keenam restrukturisasi bisnis untuk meningkatkan profitabilitas dan efisiensi. Ketujuh yaitu penyelesaian ruas tol khusus seperti Kayu Agung-Palembang-Betung, dan ruas tol Kuala Tanjung.

Terakhir adalah perbaikan kinerja terus-menerus, efisiensi, GCG, dan manajemen risiko dalam rangka memberikan nilai tambah untuk mendukung perusahaan dalam mencapai tujuan.

Sementara itu, Rionald Silaban Direktur Jenderal Kekayaan Negara (Dirjen KN), mengatakan Waskita hingga saat ini terus menjalankan program penyehatan, termasuk dengan PMN pada 2021 mendapatkan sebesar Rp 7,9 triliun, dan untuk tahun anggaran 2022 akan sebesar Rp 3 triliun dengan skema Right Issue.

“Diharapkan dengan ketersediaan modal kerja, Waskita lebih baik. Hingga kuartal II 2022, Waskita berhasil melakukan divestasi sebanyak lima ruas tol. Terjadi perbaikan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan penurunan kerugian di 2021 dari sebelumnya 2020 sebesar Rp 9,3 triliun, menjadi Rp 1,8 triliun pada 2021,” ungkap Rio.

Menurut Rio, hingga kuartal II 2022, Waskita membukukan laba Rp 293 miliar, selain itu ada kenaikan corporate rating menjadi BBB dengan stable outlook.

Adapun dana PMN akan digunakan untuk ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Rp 2,004 triliun) dan Tol Ciawi-Sukabumi (Rp 996 miliar). Privatisasi dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan dari perseroan, sehingga dapat membantu Waskita menyelesaikan proyek yang sedang dilakukannya.

“Pelaksanaan right issue pada November 2022,” pungkas Rio.

Direncanakan PMN untuk Waskita Karya sebesar Rp 3 triliun tahun ini, sedangkan porsi publik Rp 0,9 triliun.

Dua opsi rights issue

Rio menjabarkan terdapat dua opsi untuk rights issue Waskita Karya. Pertama, mempertimbangkan kepemilikan pemerintah sebesar 75,35% dan publik sebesar 24,65%. Dana publik akan terhimpun sebesar Rp 981 miliar sehingga total proceeds dari dana PMN dan dana publik sebesar Rp 3,981 triliun.

Opsi kedua, berkaca saat rights issue tahun 2021, target rights issue hanya terserap Rp 1,5 triliun atau 38% dari target sebesar Rp 4,06 triliun. Sehingga, kepemilikan pemerintah naik dari semula 66,04% menjadi 75,35%.

Dengan opsi kedua ini ada peluang pengembalian kepemilikan Pemerintah kembali menjadi 66,04% dengan cara memaksimalkan porsi publik. Sehingga, dana publik akan terhimpun sebesar Rp 3,973 triliun sehingga total proceeds dari dana PMN dan dana publik sebesar Rp 6,973 triliun.

Adapun Waskita sendiri sudah merilis keterbukaan informasi terkait rights issue. Perseroan berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue, melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas III (PUT III).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan berencana melakukan Penawaran Umum Terbatas III dengan HMETD yang diberikan kepada para pemegang saham menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 8.722.695.331 saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham. (Ach/Cnbcind)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini