spot_img
Minggu, Mei 5, 2024
spot_img

Satu Lagi Mal Pinggir DKI Sepi Parah: Masuk Terasa ‘Horor’

“Pengusaha itu, umpamanya dia masih bisa bayar sewa masih ada revenue dan bisa untung, bahkan break even aja mereka tetap bertahan. Dan iklim usaha itu sangat dinamis dengan kondisi saat ini. Untuk bertahan saja itu sudah suatu luxury apalagi untuk bisa untung,” tuturnya.

Menurut Steve, mal memiliki siklus hidup, sehingga pemilik mal dituntut untuk bisa mengikuti tuntutan zaman, yaitu dari tren, permintaan pasar, dan jika memungkinkan untuk dilakukan renovasi atau diperbaiki supaya dapat menarik pengunjung.

- Advertisement -

“Jadi pemilik mal itu harus buka mata, buka telinga, kenapa jumlah pengunjungnya susut,” ujarnya.

Ia menambahkan, di kondisi ekonomi yang seperti sekarang, orang-orang akan lebih sensitif dalam mengeluarkan uang. Orang-orang akan mengeluarkan uang sekaligus ingin terlihat “keren” sehingga mereka akan memilih mal-mal yang memiliki suasana yang trendi atau “Instagramable”.

- Advertisement -

“Jadi mal-mal yang sudah tua itu harus menyesuaikan diri dengan renovasi, perbaikan. Memang mahal, punya mal itu nggak murah,” ungkapnya. (Ach/Cnbcind)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini