Kendati begitu, desakan tersebut tampaknya tidak akan terjadi lantaran eratnya hubungan Indonesia dan Korea Selatan. Indonesia dan Korea Selatan menandatangani kesepakatan pada 2010 untuk bekerja sama dalam program pengembangan KF-21.
DAPA dan Korea Aerospace Industries (KAI) bertanggung jawab untuk mengembangkannya. Indonesia setuju untuk membayar 20 persen dari total biaya pengembangan jet tempur yang diperkirakan mencapai 6,67 miliar dolar AS.
- Advertisement -
Meski telah berhasil menyelesaikan penerbangan perdananya Juli lalu, pesawat KF-21 masih harus menyelesaikan 2.220 penerbangan lagi hingga 2026 sebelum dapat diproduksi secara massal. (AHM/rmol)