spot_img
Selasa, April 30, 2024
spot_img

PPKM Membuat Okupansi Jeblok, Hotel Puncak Jor-joran Kasih Diskon!

KNews.id- PPKM yang terus diperpanjang semakin membuat okupansi di sejumlah hotel kawasan Puncak lesu. Diskon harga besar-besaran pun jadi solusi andalan. Populer sebagai tempat wisata di akhir pekan, kawasan Puncak di Bogor juga ramai hotel yang jadi persinggahan. Hanya semenjak PPKM, jumlah wisatawan yang pergi menginap juga berkurang.

Sejatinya saat ini kawasan Bogor dan sekitarnya telah turun dari zona merah menjadi oranye, dimana hotel dan resto sudah diperbolehkan buka. Namun, belum untuk wisata. Nyatanya, hal itu sedikit banyak berpengaruh pada tingkat hunian hotel di kawasan Puncak. Tak banyak lagi wisatawan yang menginap, melainkan pulang pergi.

- Advertisement -

“Dominasi banyak pulang pergi. Mereka datang pagi, malamnya pulang. Hotel juga belum bisa buka banyak, kapasitasnya masih terbatas,” ujar Iptu Dicky Pranata, Kasatlantas Polres Bogor saat ditemui detikcom.

Walhasil sejumlah strategi dilakukan oleh pengelola hotel di kawasan Puncak, misalnya dengan tebar harga diskon. Dimana hal itu tampak dari sejumlah banner yang menghiasi sisi kiri dan kanan jalan di kawasan Puncak.

- Advertisement -

Namun, strategi itu diketahui tak banyak berhasil. Terlebih untuk menggaet wisatawan yang ingin berwisata di obwis setempat, karena masih tutup. Salah satunya adalah Resort Prima Cisarua yang terletak di akses jalan menuju Taman Safari Indonesia dari arah pertigaan. Obwis masih tutup, dan okupansi ikut anjlok.

“Kalau tamu kita biasa yang ingin berwisata di Taman Safari Indonesia, karena kita juga ada kerjasama voucher sama mereka. Cuma kan sekarang tutup,” ujar Marcom Resort Prima Cisarua, Dini.

- Advertisement -

Tutupnya Taman Safari Indonesia sementara waktu sesuai aturan PPKM berimbas pada jumlah okupansi yang minim.

“Selama PPKM ini okupansi cuma 10 sampai 30 persen di weekend. Kalau weekday hampir enggak ada, karena ada penyekatan dan lainnya,” kata dia.

Untuk menarik wisatawan, pihak hotel telah menghubungi kembali tamu hingga memberi diskon hingga 40%. Namun, tamu belum teryakinkan untuk datang.

“Jalanan utama ramai, tapi enggak sampai sini. Tamu masih belum berani keluar, padahal sudah dikasih tahu sudah enggak ada penyekatan,” dia mencurahkan isi hatinya.

Nasib Taman Safari

Selain memiliki kebun binatang, Taman Safari Indonesia juga punya penginapan bernama Safari Lodge yang berada di dalam area objek wisata.

“Jadi kan aturannya dalam instruksi itu objek wisata enggak boleh buka dulu, yang boleh buka hotel sama restoran. Jadi objek wisatanya kita belum bisa operasi karena ada aturan itu dari pemerintah kabupaten,” kata GM Taman Safari Indonesia, Aldo, saat dihubungi via telepon.

Beruntung, pihak Taman Safari Indonesia masih mendapat pemasukan dari sektor penginapannya. Walau okupansinya juga masih rendah.

“Untuk hotel juga enggak tinggi amat sekitar 30-40an persen okupansinya sejak kita ditetapkan level 4 ini,” ujarnya.

Walau belum bisa wisata melihat binatang, tamu yang menginap di Safari Lodge dimanjakan dengan paket makanan lengkap hingga kegiatan alam yang menarik. Itu menjadi momen untuk refreshing.

“Kegiatan jalan tea walk, perkebunan teh yang dekat dengan kita. Lalu Safari trekking, jalan kaki belajar pengelolaan limbah kotoran hewan. Ada kelas pilates satu hari,” kata Aldo.

Sedangkan untuk satwa fauna, Aldo mengaku kalau pihaknya bergantung pada dana cadangan. Begitu juga dengan hasil kebun dan donasi petani sekitar.

“Pertama, kita masih mengandalkan dana cadangan, tapi kan ada batasnya. Kedua kita memanfaatkan lahan kita, nanam sayur buah-buahan di lahan kita maksimalkan. Terus kita dapat bantuan dari petani sekitar,” kata dia. (Ade/dtk)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini