Dedi sendiri sebenarnya menilai kompetisi Piala Dunia U-20 sebenarnya tidak terkait langsung dengan sistem politik negara. Sebab, hal itu menjadi wewenang FIFA sebagai induk sepak bola dunia dan Israel menjadi bagian darinya.
Sehingga, menolak Israel bertanding di gelaran FIFA merupakan sikap kurang bijak.
“Jika memungkinkan alasannya soal pengakuan negara, maka cukup dengan memberi syarat misalnya menolak pengibaran bendera negara Israel atau adanya simbol-simbol negara Israel,” tuturnya.
Bahkan, penolakan yang dilakukan kader PDIP, yakni Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowp kental dengan nuansa politik.
“Penolakan itu kental nuansa politik, karena ada kesan berbeda dengan sikap PDIP selama ini yang cenderung terbuka pada aspek relasi internasional,” katanya.