spot_img
Sabtu, Mei 4, 2024
spot_img

Kontribusi Terlalu Kuat, Telkom (TLKM) Pastikan Telkomsel Tidak Akan IPO

KNews- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. memastikan anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), tidak akan melantai di bursa kendati memiliki potensi ruang pertumbuhan yang lebih besar pascapengalihan IndiHome ke Telkomsel. Kontribusi Telkomsel terlalu besar bagi Telkom.

“Telkomsel berkontribusi secara besar kepada Telkom sehingga akan ada downstream, rasanya tidak dimungkinkan secara aturan.

- Advertisement -

Jadi arahnya lebih kepada membuka pertumbuhan baru khususnya Telkomsel dengan adanya fixed mobile convergence (FMC)” kata Ririek dalam konferensi pers RUPST, Selasa (30/5/2023).

Merujuk pada laporan info memo, Telkomsel membukukan pendapatan sebesar Rp21,49 triliun atau tumbuh 1,1 persen pada kuartal I/2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan Telkomsel pada periode tersebut setara dengan 59,54 persen dari total pendapatan Telkom.

- Advertisement -

Dari sisi laba bersih, pada kuartal I/2023 Telkomsel membukukan laba bersih sebesar Rp5,32 triliun atau tumbuh 16,2 persen year on year/YoY. Nilah laba bersih Telkomsel setara dengan 82,86 persen dari total laba bersih Telkom pada periode yang sama yang senilai Rp6,42 triliun.

Ririek juga mengatakan pendapatan Telkomsel secara bertahap akan meningkat seiring dengan pengalihan IndiHome ke Telkomsel.

- Advertisement -

Sebelumnya, McKinsey, sebuah perusahaan konsultan multinasional, memperkirakan dengan masuk ke konvergensi, Telkom dapat melakukan efisiensi biaya operasional hingga Rp1,6 triliun – Rp1,9 triliun per tahun, kemudian untuk efisiensi belanja modal sebesar Rp0,3 triliun – Rp0,4 triliun.

Untuk Telkomsel, dengan memasarkan produk FMC ada potensi peningkatan pendapatan langsung sebesar Rp3,3 triliun per tahun.

McKinsey Analysis juga memperkirakan pertumbuhan nilai sinergi Telkomsel-IndiHome akan terus meningkat dari Rp500 miliar pada 2023 menjadi Rp5,6 triliun pada 2027. Pendapatan Telkomsel setelah sinergi juga diproyeksikan melesat dari Rp118,5 triliun pada 2023 menjadi Rp140,2 triliun pada 2027.

Namun dalam praktiknya, pengembangan FMC Telkomsel kemungkinan akan melalui beberapa fase misalnya dengan merangkul pelanggan eksisting terlebih dahulu, kemudian melakukan cross selling dan terakhir ekspansi fixed broadband dengan menjangkau daerah baru lewat berbagai solusi teknologi internet.

FMC Telkomsel sendiri rencananya memiliki beberapa layanan internet yang saling melengkapi seperti seluler, fixed broadband (IndiHome), Orbit hingga Satelit LEO, untuk dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia dengan internet cepat.

“Target secara konsolidasi karena FMC (Fixed Mobile Convergence) efektifnya di paruh kedua tahun ini, mungkin dampak positif tahun ini masih terbatas nantinya,” kata Ririek. (RZ/BT)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini