“Bulan September 2022 saja kita surplus 4,99 miliar dolar AS. Meskipun sudah ada tren penurunan ekspor dan impor, yaitu lebih kecil daripada bulan Agustus 2022, yaitu turun sekitar 10,5 persen – 11 persen. Tren penurunan ekspor-impor ini bisa jadi berlangsung terus,” katanya.
Namun demikian, Fuad memantau sudah beberapa bulan terakhir ini ada capital outflows yang harus diwaspadai pemerintah agar rupiah tidak tertekan atas dolar.
“Ingat, utang kita ada komponen dolarnya sehingga setiap penguatan dolar akan membengkakkan utang yang pastinya sudah mencapai Rp 7.200 triliun. Jumlah utang yang relatif besar sekali mengingat pemakaiannya untuk projek-projek tidak produktif. Selain itu juga karena dipakai untuk pembiayaan rutin,” ucapnya.
Agar nilai rupiah bisa menguat, Fuad Bawazier memberikan jalan keluar dengan cara menghentikan pengeluaran uang negara yang tidak perlu.