Maka dari sisi politik, pernyataan Andi Arief ” Airlangga yang ” sudah dipasung Jokowi “, implikasi politis-nya sudah dirasakan berdampak ke internal Golkar, namun akankah juga berimbas kepada anggota KIB. lainnya, yaitu Ketum Partai PAN, Zulkifki Hasan serta Suharso Monoarfa Ketum PPP. Yang keduanya juga ” punya historis dugaan adanya tindak pidana “. Tentu sedikit banyaknya ada, karena faktor bayang – bayang perpecahan didalam tubuh kebinet koalisi Indonesia Maju Jilid II, terbukti sudah ada perbedaan capres dari Partai NasDem yang justru dalam ” hitungan politiknya ” akan berkoalisi dengan PKS serta Demokrat yang selama ini partai seteru atau oposan terhadap Koalisi Partai – Partai pendukung Kabinet Jokowi .
Dan apakah juga akan berakibat semakin tumpulnya wibawa atau pengaruh Jokowi terhadap konstelasi perpolitikan tanah air utamanya terhadap Puan dan PDIP nya, serta bisa jadi akan merugikan konstituen atau bakal suara pemilih daripada Bakal Capres Gerindra, Prabowo Subianto, karena Prabowo sudah terlanjur angkat kesaksian, bahwa ” Jokowi dalam menjalankan kepemimpinannya sebagai presiden RI. is on the track ” dan juga mengeluarkan pernyataan, dirinya ( PS ) mengidolakan Jokowi melalui pernyataannya, bahwa ” jika dirinya memimpin bangsa ini, akan meniru gaya kepemimpinan Jokowi “.
Pastinya atas perbedaan dukungan politik ditubuh Partai – partai pendukung Jokowi didalam Kabinet Indonesia Maju Jilid II, khususnya jika dihubungkan dengan suksesi kepemimpinan di- 2024 yang berbeda dari harapan Jokowi, tentu akan menimbulkan gap atau kerenggangan irama politik di dalam tubuh Kabinet Indonesia Maju Jilid II, karena proses gejala politik yang terjadi yang telah melahirkan perbedaan kepentingan atas suksesi 2024 dimaksud, maka berdampak akan merusak kebijakan – kebijakan atau kerjasama politik di antara partai partai yang berkoalisi, namun seberapa besar implikasi atau dampak pengaruh manuver politik dari 2 ( orang tokoh politisi Partai Golkar Akbar Tanjung dan Yusuf Kalla ) yang sudah tegas memberi dukungan terjadap Anies, dan pasca deklarasi dukungan Partai Nasdem.
Salah satu partai yang turut serta dalam partai Koalisi di kabinet Presiden Jokowi, yang terpecah dalam hal suksesi, karena NasDem, telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres 2024, yang sudah diumumkan secara resmi pada 3 Oktober 2022, oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh di Kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, juga adakah dampak korelasi terhadap partai – partai yang berkoalisi daripada Kabinet Indonesia Maju jilid II ( minus NasDem ), seperti PDIP, Gerindra, Golkar, PAN , PKB serta PPP yang saat ini sedang kisruh didalam tubuh kepengurusannya di DPP. Maka terhadap kebijakan kebijakan politik Jokowi pastinya akan mempengaruhi serta membuat kinerja Jokowi sebagai presiden semakin ruwet.