spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Beathor Dapat Bocoran Jokowi akan Sandingkan Prabowo-Ganjar

KNews.id- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berupaya menyandingkan Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo (Prabowo-Ganjar) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Saya dapat bocoran Jokowi akan mempaslonkan Prabowo dengan Ganjar,” kata penasihat Repdem Beathor Suryadi kepada redaksi suaranasional.com, Jumat (21/7).

- Advertisement -

Kata mantan tahanan politik era Soeharto, koalisi PDIP dan Gerindra ditambah beberapa partai mempunyai modal yang kuat dalam memenangkaan Pilpres 2024.

“Dua partai nasionalis yang mempunyai elektabilitas di atas 40 persen dan memiliki angka elektabilitas dua kandidat juga di atas 40 persen. Prabowo dan Ganjar keduanya masing-masing sudah mempunyai angka di atas 20 persen,” jelasnya.

- Advertisement -

Menurut Beathor, munculnya Prabowo-Ganjar akan memunculkan dua paslon dan akan menghemat biaya Pilpres 2024. “Dua putaran akan menambah biaya Pilpres 2024,” paparnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpandangan duet Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo lebih bisa terwujud dibandingkan Ganjar-Prabowo. PDI-P pun dinilai bakal mengalah dan menerima posisi cawapres.

- Advertisement -

“Pilihan terbaik tentu Prabowo-Ganjar. Pertama, PDIP pernah memberikan janji akan usung Prabowo, dan Prabowo sudah pernah menjadi cawapres PDIP, sehingga cukup baik jika kemudian saat ini Gerindra yang memimpin,” kata Dedi,

Kamis (25/5/) dikutip dari kompas. Kedua, lanjut Dedi, elektabilitas Prabowo disebut jauh lebih kuat dibandingkan Ganjar.

Prabowo, menurutnya, memiliki mayoritas pemilih dari partai lain. “Tetapi, Ganjar tidak. Suara yang mengarah pada Ganjar masih di-supply Megawati dan Jokowi, juga PDIP,” jelasnya.

Akan tetapi, Dedi melihat potensi lain jika PDIP tak mendapatkan posisi calon presiden (capres) jika mendukung Prabowo. Jika demikian, menurut Dedi, akan lebih baik apabila PDIP mencalonkan Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR Puan Maharani sebagai wakil Prabowo.

“Bagi PDIP, jika mereka tidak berada pada posisi capres, maka besar kemungkinan tidak perlu mendukung Ganjar, cukup Puan Maharani yang lebih diprioritaskan mendampingi Prabowo,” ucap Dedi.

Di sisi lain, jika usulan wacana duet Prabowo-Ganjar berasal dari Jokowi, maka besar kemungkinan, PDIP tidak dilibatkan dalam pembicaraan.

Menurut Dedi, jika benar demikian, artinya PDIP ditinggalkan begitu saja oleh Jokowi. Namun, hal tersebut dinilai lebih baik daripada menunggu kesediaan Megawati untuk menjadi mitra Gerindra.

Meski demikian, risiko besar akan diambil oleh Jokowi dan Ganjar untuk memuluskan pengusungan Pilpres 2024 dengan Prabowo. Misalnya, bisa saja Jokowi dan Ganjar memutuskan keluar dari PDIP untuk Pilpres 2024.

“Dalam situasi memaksa, tentu Jokowi dan Ganjar keluar dari PDI-P. Sejauh ini Jokowi sudah menunjukkan itu, bahwa ia ingin lebih berkuasa dibanding Megawati dalam hal pengusungan capres 2024,” ungkap Dedi. (FHD/sn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini