spot_img
Jumat, Mei 17, 2024
spot_img

Akhiri Polemik Patung Soekarno, Bupati Hengky Kurniawan: Sumber Anggaran Berasal dari Investor

KNews.id – Polemik pembangunan patung Soekarno di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, terus bergulir. Publik ada yang pro dan kotra terkait rencana pembangunan patung Soekarno setinggi 100 meter yang memakan biaya hingga Rp 10 triliun itu.

Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan pun buka suara terkait polemik itu. Hengky mengatakan bahwa pemberitaan yang beredar terkait pembangunan patung Soekarno tersebut tidak benar.

- Advertisement -

Pernyataan Hengky diungkapkan di akun Instagram miliknya, @hengkykurniawan. “Klarifikasi berita. Di beberapa media menyebutkan bahwa akan dibangun Patung Bung Karno senilai 10 triliun di Kabupaten Bandung Barat. Berita tersebut tidak benar,” tulis Hengky.

Pria berusia 40 tahun yang pernah menjadi aktor dan model itu mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung Barat tidak menggunakan dana daerah untuk bangun patung Soekarno.

- Advertisement -

“Pertama, Pemerintah Daerah tidak menganggarkan pembangunan untuk patung tersebut / tidak menggunakan APBD atau uang rakyat,” tulis Hengky. Kemudian, Hengky menerangkan bahwa biaya Rp 10 triliun tidak hanya untuk bangun patung Soekarno.

“Kedua, nilai investasi yang di prediksi mencapai Rp 10 triliun bukan untuk patung. Tapi untuk pengembangan kawasan wisata dan Kotabaru / Kota Mandiri (Taman Asia Afrika),” tulis Hengky.

“Ketiga, sumber anggaran berasal dari investor atau pihak swasta bukan Pemerintah,” tulis Hengky.

- Advertisement -

Awalnya Berpose Berdiri

Rencana pembangunan patung Soekarno di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, terus menuai pro dan kotra publik. Pasalnya, pembangunan patung Sang Proklamator setinggi 100 meter itu memakan biaya hingga Rp 10 triliun. Rencananya, patung Soekarno akan dibangun di kawasan perkebunan Walini, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Kawasan itu merupakan bekas proyek Transit Oriented Development (TOD) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Namun pembangunan TOD di kawasan Walini ini batal dan pindah ke Stasiun Padalarang. Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengatakan bahwa patung Soekarno itu pembangunannya akan dibarengi dengan adanya pembangunan kota mandiri.

Pembangunan kota mandiri itu akan didirikan di atas lahan sekitar 1.270 hektar di kawasan perkebunan Walini dengan pembangunan oleh Konsorsium Ciputra, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, dan seniman Nyoman Nuarta.

Hengky Kurniawan mengungkapkan, pembangunan ini mempunyai nilai investasi sebesar Rp10 triliun. Terdapat juga pembangunan lainnya seperti perumahan, perkantoran, hingga pusat bisnis. “Rp 10 triliun itu bukan hanya pembuatan patung Soekarno ya, tapi satu kawasan yang mungkin kalau diakumulasikan dengan pembangunan yang lain bisa lebih,” kata Hengky kepada awak media.

“Konsepnya nanti ada objek wisata, kemudian ada perkantoran, kemudian ada juga properti residensial, jadi ada perumahan dengan pariwisatanya dengan kantornya,” papar Hengky. Akses di Kota Walini Raya menjadi urat nadi bergeraknya roda ekonomi, jalan raya utama dan akses tol juga akan dibangun.

Gerbang tol baru di Kecamatan Cikalongwetan rencananya akan segera dibangun sebagai pintu gerbang masuk Kota Walini Raya. “Wacananya akan dibuka gerbang tol baru di kilometer 106 tol Cipularang. Jadi aksesnya juga dibuat,” tandasnya.

Saat ini progres pembangunan patung Soekarno sudah memasuki tahap perizinan. “Pembangunan akan dimulai tahun depan setelah proses perizinan selesai,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) KBB, Maman Sulaeman.

Untuk saat ini proses perizinan pembangunan patung itu sedang berjalan dan proses kajian kontur serta kelaikan lahan juga sedang ditempuh, agar lebih aman dari berbagai macam potensi bencana alam, terutama gempa bumi. “Untuk kajian-kajian dengan LIPI ITB sudah finalisasi, kemarin itu dimulai analisis dampak lingkungan (amdal) dan sekarang sedang proses perizinan, kalau Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) sudah keluar,” ujar Maman.

Maman menyebutkan bahwa patung Presiden pertama RI itu akan dibangun oleh konsorsium Ciputra, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, dan seniman Nyoman Nuarta.

“Pada awalnya patung itu akan berdiri, tapi jadi duduk karena terlalu tinggi jadi bisa mengganggu lintasan penerbangan dan bisa menelan biaya yang lebih besar,” kata Maman. Maman mengatakan, patung Soekarno ini nantinya akan dilengkapi dengan agrowisata dan lain-lain, sehingga pihaknya harus mengeluarkan beberapa perizinan untuk proyek pembangunan tersebut.

“Untuk perizinan sudah dua kita berikan yaitu untuk agrowisatanya dan patungnya secara gratis karena nanti akan menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi KBB, jadi nanti pendapatannya dari wisata,” ujar Maman. Maman menuturkan bahwa sebelum pembanguan patung itu dimulai akan dilakukan sosialiasi terlebih dahulu kepada masyarakat agar prosesnya bisa berjalan lancar tanpa adanya hambatan.

“Nanti pembangunan patung itu di eks TOD perkebunan PTPN VIII, sebelum dibangun sudah ada sosialisasi dan rapat dengan pak bupati serta anggota dewan dua kali, jadi sekarang tinggal menyelesaikan pembangunan,” tutur Maman.

Tumbuhkan Sektor Prekraf

Jadi destinasi wisata baru hingga berpotensi menumbuhkan ekonomi kreatif serta menyerap banyak lapangan kerja, Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno mendukung penuh pembangunan Bandung Freedom Park.

Dukungan tersebut disampaikan Sandiaga Uno usai berdiskusi dengan Seniman, I Nyoman Nuarta di Museum Nyoman Nuarta, Jalan Setra Duta Hegar, Ciwaruga, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada Senin (22/2/2021). Sandiaga Uno mengaku antusias ketika pelopor Gerakan Seni Rupa Baru itu menyampaikan Bandung Freedom Park akan menjadi destinasi baru di Bandung.

Terlebih, kawasan yang termasuk dalam Pengembangan Kawasan Kota Walini Raya itu akan menghadirkan Patung Raksasa Sang Proklamator, Soekarno. Patung Bung Karno itu pun disebut tidak kalah dengan mahakarya I Nyoman Nuarta lainnya, seperti Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Badung, Bali; Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya maupun Monumen Proklamasi Indonesia di DKI Jakarta.

“Ini gagasan yang besar, butuh keberanian. Karena bangsa yang besar ini butuh karya-karya yang besar,” ungkap Sandiaga Uno mengutip pernyataan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ketika meresmikan GWK pada Sabtu (22/9/2018).

Profil I Nyiman Nuarta

Seniman asal Bali, I Nyoman Nuarta, ditunjuk sebagai sosok yang akan membangun patung Soekarno tersebut. I Nyoman Nuarta ditunjuk sebagai seniman yang bakal membangun patung Soekarno, karena dia adalah ahli seni yang sudah menelurkan sejumlah karya fenomenal.

Salah satu karya hebat I Nyoman Nuarta adalah Monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang dimulai sejak 8 Juni 1997. I Nyoman Nuarta adalah perupa kelahiran Bali pada 14 November 1951. Pria berusia 71 tahn itu adalah pematung Indonesia dan salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru pada 1976. Karya-karya yang paling dikenal I Nyoman Nuarta di antaranya Patung Fatmawati Soekarno, Patung Garuda Wisnu Kencana (Badung, Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), serta Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta).

I Nyoman Nuarta mendapatkan gelar sarjana seni rupa dari Institut Teknologi Bandung dan hingga kini menetap di Bandung. I Nyoman Nuarta adalah putra keenam dari sembilan bersaudara dari pasangan Wirjamidjana dan Samudra. Dia mulai mengenal seni rupa setelah diperkenalkan dan dididik oleh pamannya, Ketut Dharma Susila, yang juga seorang guru seni rupa. Karya-karya I Nyoman Nuarta melingkupi berbagai gaya, mulai dari patung modern hingga gaya naturalistik.

Pemilihan bahan dalam pembuatan patung juga sangat variatif, dengan tembaga dan kuningan menjadi bahan utama yang digunakan. Keahliannya dalam mengolah material ini menjadikan karya-karyanya memiliki kekuatan visual dan estetika yang luar biasa.

Penghargaan

I Nyoman Nuarta telah memeroleh sejumlah prestasi selama menggeluti dunia seni rupa. Walhasil, dia telah diakui melalui berbagai penghargaan bergengsi. Pada tahun 2009, I Nyoman Nuarta meraih Penghargaan Ganesha Widya Jasa Adiutama dari Rektor ITB atas pengembangan seni dan desainnya. Selain itu, dia juga menerima anugerah nasional dalam kategori Desain Industri dari Dirjen Hak Kekayaan Intelektual, serta penghargaan kultural dari Presiden Republik Indonesia dan pemerintah Provinsi Bali.

I Nyoman Nuarta telah mengukir jejak dalam lebih dari 50 pameran nasional dan internasional, termasuk pameran tunggal dan bersama. Karya-karyanya dieksplorasi melalui pameran-pameran seperti Gerakan Seni Rupa Baru, The VIII Triennale India International Art Exhibition, hingga ART JAKARTA dan ART MALAYSIA EXPO.

I Nyoman Nuarta juga memiliki peran dalam perencanaan berbagai proyek arsitektur. Perencanaan GWK Cultural Park di Bali, NuArt Sculpture Park di Bandung, dan perencanaan kawasan Bukit Anugerah di Sumatera Utara adalah beberapa contoh proyek perencanaan arsitektur yang melibatkan Nuarta.

Raih Doktor Honoris Causa

Pada tahun 2021, I Nyoman Nuarta menerima gelar Doktor Honoris Causa sebagai tokoh Culturepreneur dalam Bidang Ilmu Seni Rupa (Patung). Keberhasilannya dalam menginspirasi dan mendorong semangat entrepreneurship seni turut membantu dalam mencapai kemandirian ekonomi Indonesia melalui pemberdayaan intelektual dan kekayaan identitas seni-budaya nasional.

Dengan prestasinya yang gemilang dalam dunia seni, I Nyoman Nuarta telah menjadi ikon penting dalam pengembangan seni rupa Indonesia. Karya-karyanya tak hanya memberikan keindahan visual, tetapi juga membawa makna dan inspirasi yang mendalam bagi masyarakat Indonesia dan dunia.

Daftar Karya
– Patung Tiga Mojang yang awalnya didirikan di gerbang Kota Harapan Indah, Kota Bekasi namun dirobohkan 19 Juni 2010 dalam sebuah kontroversi oleh Ormas Islam setempat.
– Patung Karapan Sapi, Surabaya
– Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya), Surabaya
– Monumen Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali (dimulai sejak 8 Juni 1997 – sekarang)
– Patung Wayang, Solo
– Patung Arjuna Wijaya, Jakarta (1987)
– Monumen Proklamasi Indonesia, Jakarta
– Patung Putri Melenu, Kalimantan Timur
– Patung Timika untuk alun-alun Newtown Freeport, Papua,
– Patung Lembuswana di Pulau Kumala, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur

Tuai Kritik

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa bahwa patung Sang Proklamator itu akan dibangun di kawasan perkebunan Walini, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat. Pendirian patung Soekarno atau Bung Karno akan dibarengi dengan pembangunan kota mandiri.

Kota mandiri Walini Raya ini diwacanakan akan dibangun di atas lahan 1.270 hektare di kawasan perkebunan Walini. Pembangunan dilakukan oleh konsorsium Ciputra, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, dan seniman Nyoman Nuarta. Nilai investasi untuk bangun patung Soekarno dan Kota Mandiri Walini Raya itu menelan biaya sebesar Rp 10 triliun.

Besarnya nilai proyek pembangunan itu pun menuai banyak tanggapan dari publik. Salah seorang yang mengritik adalah Said Didu. Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu pertanyakan nilai proyek pembangunan patung Soekarno yang sangat fantastis.

Hal tersebut disampaikannya lewat status Twitternya @msaid_didu pada Selasa (15/8/2023).

“Buat patung Rp 10 triliun?” tulis Said Didu mengomentari pemberitaan Kompas berjudul ‘Pembangunan Patung Soekarno Bernilai Rp 10 Triliun di Bandung Dimulai Tahun Depan’.  Postingan Said Didu pun disambut ramai masyarakat. Pro dan kontra pun mengisi kolom komentar statusnya tersebut.

Satu di antaranya akun @hermanali82 yang menilai Said DIdu tak perlu mempermasalahkan pembangunan patung Soekarno itu. “Biarkan saja, bukan uangmu juga yang dipakai..,” tulis @hermanali82. “Terus uang siapa ? Uang rakyat dihambur-hamburkan buat patung?” balas Said Didu.

(Zs/Trbn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini