“Maka, para pemimpin terpilih mencerminkan defisit pemikiran. Dengan begitu, negara tidak memiliki topangan pemikiran dan pengetahuan yang kuat. Sengkarut negara mencerminkan sengkarut pemikiran. Hal ini tercemin mulai dari ketidakberesan hasil amandemen konstitusi, produk perundang-undangan, desain institusi-institusi demokrasi, hingga ketidaktepatan pilihan kebijakan dan orang,” pungkasnya. (Ach/Sn)
Yudi Latif: Jokowi Membawa Arus Besar Anti-Intelektualisme di Masyarakat
By Redaksi
Artikulli paraprak
Artikulli tjetër