spot_img
Kamis, Mei 9, 2024
spot_img

Umat Muslim tertidur dan Suka Bertengkar dengan Teman Sendiri!

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

KNews.id- Didirikan pada 1971, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) adalah lembaga think thank yang fokus pada perekonomian, politik dan perubahan sosial, dan hubungan internasional. CSIS melakukan kajian kebijakan, serta advokasi publik dan pendidikan publik.

- Advertisement -

Pada tahun 1999 CSIS melahirkan buku yg tebalnya 800 halaman, berjudul Akselerasi Pembangunan Nasional di halaman 18 buku itu  menyatakan bahwa PENGHAMBAT PEMBANGUNAN NASIONAL ITU ADALAH UMAT ISLAM.

Dampak ikutan politiknya sangat luar bahkan sampai melahirkan dua golongan Jendral di Indonesia, diahir masa jabatan Presiden Suharto yaitu sebutan Jendral merah dan Jendral hijau.

- Advertisement -

Beberapa  dari mereka ( didikan CSIS ) sekarang masih terus bergerak untuk melemahkan bahkan ingin menghancurkan Umat Islam. Mereka memanfaatkan situasi politiknya bersamaan indikasi kuat kepala negara saat ini kering dari ajaran agama bahkan terkesan tidak peduli denga agama.

Kita masih ingat Kepala BPIP Yudian sebut Agama jadi musuh terbesar Pancasila. Pucak kejayaannya UUD 45 diganti otomatis Pancasila lepas melayang dari bumi kelahirannya.

- Advertisement -

“Sunyi sepi tak peduli para ilmuwan Islam yang sudah kuliah sampai S. 17, seakan tidak apa apa tenang tidak terusik sama sekali”. Masih sangat semangat dan ngotot ketika masuk pada masalah khilafiyah.

Tidak sadar partai Islampun sudah menguap sebagai alat perjuangan politik umat Islam. Partai Islam yang ada hanya jadi jadian yang terus berebut cuan dari musuh musuh umat Islam.

Jadi ingat tentang Moshe Dayan, (Menhan Israel) mendapatkan aduan (laporan) dari bawahannya yang mengatakan: Panglima dokumen rahasia kita hilang. Mose Dayyan ketawa. Kenapa ketawa ?. Mose Dayyan : “Anda jangan khawatir, karena pemuda / umat Islam itu tidak suka membaca”.

Sama persis dengan ucapan Zion Golda Meir (PM Israel 1969 -1074) : Ketika kami membakar masjid Al Aqsha sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Aku takut bangsa Arab akan berbondong-bondong memasuki Israel dari segala penjuru. Tapi ketika esok hari tiba aku baru tahu bahka kami bisa berbuat apapun yang kami inginkan karena sebenarnya kami sedang berhadapan dengan umat Islam yang tidur. Suasan psikologis sedang terjadi di Indonesia umat Islam bukan hanya terus tidur tetapi ketik nglilir (bangun sebentar dari tidurnya) muncul hobi bertengkar dengan temannya sendiri.

Segelintir tokoh Umat Islam yang terus berjihad menyatukan umat Islam, seperti kewalahan dan masih belum menemuka  jalan keluarnya dengan terus berteriak “bersatulah wahai umat Islam* musuhmu sudah didepan matamu dan terus akan membunuhmu. Tetap saja blm bisa bisa menyadarkan memori ingatannya untuk bersatu melawan kezaliman yang terus terjadi. (AHM)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini