spot_img
Jumat, Mei 3, 2024
spot_img

Tujuh Arti Nama Daerah di Jakarta Selatan, dari Kuningan hingga Tebet…

KNews.id- Banyak yang berubah di Jakarta Selatan sejak 494 tahun DKI Jakarta lahir. Dari yang dulunya kebun atau rawa kini, telah menjadi hutan beton. Dari dihuni puluhan jiwa, kini mencapai 2,265 juta penduduk. Riuh kendaraan dari hari ke hari tak ada hentinya. Orang dari latar belakang berbeda semuanya ada di Jakarta Selatan.

Suasana boleh saja berubah, tapi sejumlah kawasan di Jakarta Selatan tetap setia pada penamaannya. Tak sedikit yang mengacu pada nama tokoh sampai buah-buahan. Berikut penjelasan singkatnya:

- Advertisement -

1. Kuningan

Sejarawan Betawi, Ridwan Saidi, mengatakan asal mula nama kawasan Kuningan diambil dari tokoh legendaris Jakarta, Imam Kuningan.

- Advertisement -

Sang ulama yang juga orang berpunya itu memiliki tanah yang sangat luas di kawasan yang kini menjadi Mampang Prapatan dan Kuningan.

“Nama kuningan berasal dari nama dia,” kata Ridwan kepada CNNIndonesia.com saat diwawancara pada beberapa waktu yang lalu.

- Advertisement -

Sementara itu, Zaenuddin HM dalam buku ‘212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe’ menulis kalau sebelum dinamakan Kuningan, kawasan itu dulunya banyak ditinggali oleh orang-orang dari Kuningan, Jawa Barat.

Mereka menetap di kawasan itu sampai memiliki anak dan cucu, sehingga orang-orang di luar kawasan itu menyebutnya ‘Kawasan Kuningan’.

Pada masa lalu, kawasan Kuningan juga didominasi dengan peternakan sapi. Hasil susunya terkenal segar. Hampir sepanjang hari ratusan pembawa susu hilir mudik menggunakan sepeda di kawasan ini.

Namun pada 1970-an ada penggusuran, sehingga peternakan di kawasan ini semakin berkurang.

Puluhan tahun berlalu, kini peternakan berganti dengan gedung-gedung tinggi yang mewah, mulai dari kedutaan besar negara sahabat sampai hotel tertinggi di Indonesia, The Westin Jakarta.

2. Kalibata

Kalibata dikenal sebagai kawasan Taman Makam Pahlawan, yang menjadi rumah terakhir bagi para pejuang kemerdekaan, pahlawan, dan orang-orang yang dianggap penting lainnya.

Zaenuddin menjelaskan, awalnya Kalibata merupakan daerah yang berupa kali atau sungai yang penuh dengan bebatuan.

Salah satu jenis bebatuan yang banyak ditemukan di sana adalah batu bata yang biasanya dipakai untuk membangun rumah.

Orang-orang yang sering melintasi kawasan ini lalu menyebutnya sebagai Kalibata.

3. Kebayoran Baru

Kebayoran Baru adalah suatu kecamatan di Jakarta Selatan. Kawasan ini merupakan perluasan dari Kebayoran Lama. Asal-usul nama Kebayoran dari kata ‘bayur’ yaitu sejenis pohon dengan banyak dahan. Dulu, bayur banyak tumbuh di kawasan itu.

Ketika bayur sudah besar dan tinggi, masyarakat setempat biasanya menebang dan menumpuknya di suatu tempat.

Tempat penyimpanan itu kemudian disebut sebagai ‘kebayuran’. Namun banyak juga yang menyebutnya ‘kebayoran’ sampai akhirnya dijadikan nama resmi kawasan itu.

4. Kemang

Nama kawasan yang identik dengan tempat hiburan malam ini ternyata diambil dari nama penyimpanan mayat.

Ridwan mengatakan, ‘kemang’ adalah batu yang memiliki tinggi kira-kira empat meter dan berlubang. Lubang itu lah yang kemudian diisi oleh mayat-mayat.

Ridwan menjelaskan biasanya mayat yang disimpan di situ adalah mayat orang-orang terkemuka. Namun, menyimpan mayat dengan cara itu sudah berlangsung sejak lama dan tidak pernah ada lagi sekarang.

“Orang wafat dibungkus, ditaro di lobang batu. Lobang batu tempat menyimpan mayat disebutnya kemang,” ujar Ridwan.

  1. Warung Buncit

Ridwan menjelaskan Warung Buncit memiliki arti sudut akhir. Ia mengatakan ‘warung’ awalnya dari ‘parung’ yang berarti sudut. Sedangkan ‘buncit’ artinya paling akhir.

“Buncit itu yang paling akhir, paling ujung. Jadi, enggak ada urusan namanya dengan perut,” ucap Ridwan.

Dulu, kata Ridwan, di kawasan ini banyak pedagang yang berjajar sampai ujung atau sudut. Barang yang dijual beragam. Selain itu, di kawasan ini juga dulu terdapat pangkalan kuda. Sehingga kawasan ini terbilang ramai.

Sementara itu, Zaenuddin menjelaskan asal muasal Warung Buncit karena saat itu satu-satunya warung terlengkap ada di kawasan ini. Mulai dari dari sembako, alat pertanian, sampai perkakas rumah tangga dapat didapat di warung itu.

Sedangkan Buncit diambil dari nama pemilik warung. Pelanggannya terbilang banyak dan setia ingin ke sana mereka bilang “mau ke Warung Buncit”. Sebutan itu kemudian dipakai sampai saat ini.

6. Gandaria

Asal nama Gandaria berasal nama buah. Ridwan menjelaskan Gandaria adalah buah yang rasanya enak dan banyak ditemui di kawasan tersebut. Sehingga banyak masyarakat yang menyebut kawasan itu Gandaria sampai saat ini.

7. Tebet

Berdasarkan sejarahnya, dulu Tebet merupakan daerah hutan yang penuh dengan rawa dan semak belukar. Saat itu orang-orang secara umum menyebutnya ‘tebat’. Sedangkan mayoritas Betawi menyebutnya ‘tebet’.

Sebutan ‘tebet’ lebih popular daripada ‘tebat;. Oleh sebab itu sampai sekarang kawasan tersebut dinamakan Tebet.

Setelah puluhan tahun berlalu, Tebet mengalami perubahan. Satu per satu orang tinggal di daerah ini sampai menjadi pemukiman warga. Bahkan banyak juga perkantoran dan tempat-tempat kongko anak-anak muda ibu kota. (AHM/cnn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini