KNews.id – Telkomsat akan meluncurkan satelit baru pada 2024. Berbagai persiapan peluncuran satelit sudah dilakukan oleh salah satu anak usaha Telkom ini.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah memberikan beberapa gambaran mengenai satelit yang akan diluncurkan Telkomsat di tahun depan, antara lain mengenai tipe satelitnya.
“Tipe satelitnya sama dengan Satria. Jenis HTS (high throughput satellite). Hanya beda kapasitasnya. Kalau kapasitas Satria lebih besar karena dia pakai KA-band, Telkomsat itu pakai KU-band,” kata Ririek di sela rangkaian acara Telkom ESG Day di Yogyakarta.
Ia memaparkan, satelit yang menggunakan frekuensi KA-band memiliki kelebihan berkapasitas besar namun memiliki kelemahan rentan terhadap cuaca.
“KA-band itu memang besar kapasitasnya, tetapi kadang-kadang kalau kena hujan itu hilang karena tinggi frekuensinya. Jadi semakin tinggi frekuensi, sudah hukum alamlah akan semakin rentan terhadap hujan, kabut, dan sebagainya,” paparnya.
Sedangkan untuk satelit yang menggunakan frekuensi KU-band seperti satelit yang akan diluncurkan Telkomsat di 2024, lanjut Ririek, kapasitasnya tidak sebesar satelit Satria, namun akan mengurangi kerentanan operasionalnya dari gangguan cuaca.
“KU-band itu dia frekuensi lebih rendah, itu lebih sempit, otomatis kapasitasnya nggak bisa besar, tetapi lebih tahan dari cuaca,” sebutnya.
Adapun fungsi dari satelit tersebut untuk melayani masyarakat dan Telkom berharap rencana peluncuran satelit dapat terwujud sehingga konektivitas jaringan komunikasi di Tanah Air berjalan lancar.
“Satelit itu akan menjadi satu broadband untuk nanti melayani masyarakat untuk terkoneksi, entah itu untuk backhaul BTS atau untuk access point WiFi gitu ya, itu bisa. Atau untuk koneksi dari satu titik ke titik lain, itu fungsinya,” kata Ririek.
Amankan Slot Orbit 113 Derajat BT
Telkomsat diberi tugas oleh Telkom dan diberi waktu sampai tahun 2024 untuk meluncurkan satelit baru mereka. Telkomsat dipilih untuk mengamankan slot orbit 113 derajat BT, usai Indosat Ooredoo memilih untuk tidak melanjutkan bisnis satelit pasca kegagalan peluncuran satelit Nusantara Dua pada April 2020.
Satelit yang tadinya menggantikan satelit Palapa D yang berakhir 2020 itu, gagal mencapai orbit akibat terjadinya anomali saat peluncuran. Salah satu dampak kegagalan peluncuran satelit Nusantara Dua adalah potensi penghapusan filing satelit Indonesia di slot orbit 113 BT oleh International Telecommunication Union (ITU), karena Indonesia tidak dapat menempatkan satelit di slot orbit 113 BT dalam batas waktu yang ditetapkan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kemudian mengajukan permohonan perpanjangan masa laku filing satelit Indonesia di slot orbit 113 BT. Lalu Radio Regulations Board ITU menerima permohonan Indonesia tersebut dan diberikan waktu hingga 31 Desember 2024 untuk menempatkan satelit di slot orbit 113 BT.