spot_img
Kamis, Mei 9, 2024
spot_img

Tak Pusing Siapkan Uang Kembalian, BRImo Permudah Transaksi Bisnis Pelaku UMKM

“Saya bekerja di EO, tetapi karena pandemi covid-19 itu, praktis tidak ada event sama sekali. Lalu saya mencoba bertahan dengan berjualan frozen empek-empek dan baso aci,” kata dia saat ditemui di Rumah BUMN BRI di Slipi, Jakarta Barat, Kamis (19/1).

Ia mengungkapkan, dengan berjualan empek-empek dan baso aci bermodal promosi di sosial media instagram dirinya bisa mendapatkan penghasilan kembali meskipun belum menyamai penghasilannya di perusahaan EO tersebut. Tetapi, bermodal sabar dan semangat, lambat-laun kedua produknya mulai dikenal masyarakat, bahkan saat ini dirinya sudah memiliki pelanggan tetap untuk disuplai. “Jadi saya suplai ke pelanggan tetap saja sekarang, kemudian dia membranding sendiri,” terang dia.

- Advertisement -

Sari mengatakan, selain berjualan melalui media sosial, dirinya juga kerap mengikuti bazar saat pandemi covid sudah mulai mereda pada pertengahan 2022. Selama berjualan dua produk itu, dirinya memakai aplikasi BRImo yang memang dibutuhkan oleh pelaku UMKM karena memudahkan dalam bertransaksi.

“Kalau ada bazar, BRImo itu sangat bermanfaat, tahu sendiri di bazar itu semua harus serba cepat. Pembeli banyak dan transaksi harus cepat. Kegunaan BRImo dengan QRIS-nya itu saya gak perlu siapkan uang kembalian, tinggal pakai QRIS bisa bayar,” ucap dia.

- Advertisement -

Ia mengatakan, setelah ikut dari bazar ke bazar di berbagai tempat, akhirnya Sari memberanikan diri untuk membuka gerai Thamrin 10 Food & Creative Park yang berada di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Kebetulan Sari sudah bergabung dengan Jakpreuner sehingga bisa langsung mendaftar membuka dagangannya di sana.

Sebagai informasi saja, kawasan Thamrin 10 ini sebelumnya merupakan salah satu bekas lahan parkir yang disulap menjadi pusat kuliner dan tempat interaksi warga. Lahan tersebut dikelola oleh PD Pasar Jaya.

- Advertisement -

“Saat itu saya ingin berjualan empek-empek dan baso aci, tetapi karena sudah ada yang lebih dahulu. Saya kemudian menjual ayam bakar di Thamrin 10. Tetapi empek-empek dan baso aci tidak saya tinggalkan, masih dijual secara online,” urai dia.

Ia menjelaskan, saat ini sudah hampir 1,5 tahun dirinya berjualan di Thamrin 10 dengan omzet Rp 3 juta per bulan. “Saya kemudian ikut berbagai pelatihan di Rumah BUMN BRI di Slipi, di sini diajarkan soal cara menggunakan BRImo dan keuangan. Jadi saya sekarang tahu, BRImo saya khusus untuk berjualan. Tidak boleh dicampur,” imbuh dia.

Ia menjelaskan, dengan perkembangan digital yang sangat cepat para pembeli juga tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi.

Mereka menggunakan QRIS dalam membeli. Maka itu, dirinya menyiapkan QRIS BRImo. Adapun manfaat dari BRImo bukan saja untuk alat transaksi digital, tetapi juga bisa memantau uang masuk dan uang keluar, sehingga ada semacam asisten keuangan di BRImo. “BRImo memang sangat cepat, efesien, dan aman,” kata dia.

Tak beda jauh dengan Owner Kafe Ngemil Lela Nurlela. Ia juga korban dari pandemi covid-19 dan harus mengubah haluan. Ia menjelaskan bahwa perusahaannya pada pertengahan tahun 2020 lalu sudah tidak lagi bisa menggaji secara penuh. “Saya korban pandemi, gaji saya dipotong 50%. Akhirnya saya resign saja karena untuk ongkos saja saya nombok,” kata dia.

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini