Haru menjelaskan, Bank BTN berhasil mempertahankan kinerjanya sepanjang kuartal IIII-2022 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp2,28 trililun. Perolehan tersebut melonjak 50,11% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,51 triliun. Lebih lanjut, selama periode Januari-September 2022, Bank BTN berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp289,6 triliun atau meningkat 7,18% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp270,27 triliun. Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada kuartal III/2022.
Adapun, kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir September 2022 mencapai Rp256,48 triliun. Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada kuartal lII//2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp140,97 triliun tumbuh 8,46% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp129,97 triliun. Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 6,4% menjadi Rp87,11 triliun pada kuartal III/2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp81,87 triliun.
Penyaluran kredit ini sejalan dengan membaiknya kualitas kredit bank, sebab rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan/NPL Gross Bank BTN pada kuartal III tahun 2022 ini berada di level 3,45%, lebih rendah dari sebelumnya di level 3,94%. Sedangkan, NPL Nett sebesar 1,23% atau turun dari posisi 1,50%.
Kenaikan kredit pun berdampak pada pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh 31,84% pada kuartal III/2022 menjadi Rp11,54 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,75 triliun. Lonjakan NII tersebut membuat rasio net interest margin (NIM) Bank BTN juga mengalami kenaikan dari 3,52% pada akhir September 2021 menjadi 4,51% di kuartal III/2022.
Sementara, dari sisi dana pihak ketiga (DPK) pada kuartal III/2022 mencapai Rp312,84 triliun atau tumbuh 7,41% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp291,26 triliun. Dari jumlah tersebut perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp143,59 triliun, naik 18,7% dibandingkan akhir September 2021 sebesar Rp120,96 triliun. “Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat kontribusi dana murah mengalami kenaikan menjadi 45,9% dari total DPK Bank BTN pada kuartal III/2022,” jelas Haru.
Ia mengungkapkan, kenaikan dana murah ini pun berhasil menekan biaya dana atau cost of fund Bank BTN pada akhir September 2022 menjadi 2,36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,28%. Menurut Haru, kinerja Bank BTN pada akhir September 2022 yang cukup gemilang ini, mendorong aset perseroan meningkat sebesar 5,77% menjadi Rp389,29 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp368,05 triliun.
Alhasil, sepertinya ungkapan Katharine itu benar adanya. Bukan hanya mampu produktif dari sisi layanan digital saja, tapi Bank BTN juga mampu membuktikan bank telah produktif dari sisi pencapaian kinerja. Tua-tua keladi. (Ach/Ibn)