spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Startup Solusi di Saat Pandemi

KNews.id- Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong para pemenang kompetisi Startup4Industry 2020 dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional, khususnya sektor industri. Salah satu pelaku usaha rintisan yang meraih penghargaan ajang tersebut, yakni PT DycodeX Teknologi Nusantara.

“PT DycodeX Teknologi Nusantara bagian dari lima startup Indonesia terbaik jebolan Startup4Industry 2020, dengan karya yang dinamakan HeatraX,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta.

- Advertisement -

HeatraX merupakan solusi yang diciptakan oleh PT DycodeX Teknologi Nusantara untuk menyelesaikan masalah-masalah besar yang ada saat masa pandemi Covid-19, dengan menggunakan teknologi modern. Adapun empat aspek yang menjadi penilaian untuk menentukan pemenang Startup4Industry 2020, yaitu peluang bisnis, teknis, kelayakan implementasi, dan dampak inovasi.

“Sejauh ini masih banyak penerapan dan enforcement protokol kesehatan yang dilakukan secara manual oleh tenaga manusia dengan alat bantu thermal gun yang dinilai kurang efektif dan berpotensi meningkatkan angka penyebaran virus, maka solusi sistem screening yang automated, contactless, dan smart sangat diperlukan dalam menangani angka penyebaran Covid-19,” tambah Gati.

- Advertisement -

Lebih lanjut, dengan mengusung tema “Indonesia Percaya Diri dengan Teknologi Dalam Negeri”, Gati menjelaskan, penyelenggaraan kompetisi Startup4industry 2020 diharapkan memberi andil dalam menekan dampak pandemi di sektor industri, melalui upaya pemanfaatan teknologi canggih.

“Untuk bisa unggul dalam berkompetisi, inovasi dan teknologi menjadi investasi penting yang dapat dihadirkan oleh industri, salah satunya dari peran startup,” jelas Gati.

- Advertisement -

Gati pun mengakui, kegiatan Startup4Industry juga mendukung rebooting ekonomi melalui sektor IKM dalam momentum pandemi. Pasalnya, saat ini, startup industry didominasi oleh pelaku yang ada di tahap early stage dengan skala Usaha Menengah dan Kecil (UMK).

“Ini sejalan dengan UU Cipta Kerja yang didesain untuk memberi kemudahan bagi pelaku usaha dengan skala UMKM, sehingga mereka semakin terbantu,” imbuhnya.

Sehingga dalam hal ini, fitur andalan HeatraX adalah contactless thermal screening yang ditenagai oleh on-device Artificial Intelligence (AI). Lalu terdapat peringatan real-time pada device, jika terukur suhu tubuh objek di atas normal atau objek tidak menggunakan masker. On-device AI juga memungkinkan pengenalan objek berbasis wajah.

“HeatraX tidak hanya berupa perangkat, melainkan platform yang diperkaya dengan web-based dashboard dan mobile app, dan memungkinkan berintegrasi dengan sistem 3rd party,” jelas CEO PT DycodeX Teknologi Nusantara, Andri Yadi.

HeatraX memiliki potensi pasar yang luas mengingat seluruh bangunan wajib menjalankan protokol kesehatan.

“Perlu diingat bahwa HeatraX bukan hanya tentang thermal screening, namun dalam jangka panjangnya, platform ini akan fokus ke analytics: track and trace, engagement berbasis wajah dan dapat di-customize untuk berbagai use case lain yang berbasis visual intelligence,” terang Andri.

sebelumnya, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita pun mengakui, di tengah situasi pandemi Covid-19, penggunaan teknologi menjadi semakin meluas dengan adanya penerapan social distancing serta kegiatan belajar dan bekerja dari rumah. Solusi-solusi teknologi kian muncul untuk tetap memberikan ruang produktif bagi masyarakat khususnya pelaku industri untuk tetap beroperasi.

Sehingga guna memacu pemanfaatan teknologi industri 4.0, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membesut program Startup4industry sebagai stimulan untuk mendorong terbentuknya ekosistem solusi teknologi yang menjembatani kebutuhan industri dan masyarakat dengan tech provider Indonesia.

Selain itu, dengan memberikan layanan teknologi yang adaptable bagi pelaku IKM adalah sebuah tantangan bagi para startup Indonesia, namun hal ini harus diwujudkan bersama karena 4,2 juta IKM Indonesia perlu didorong untuk berevolusi menuju industri 4.0.

“Kami percaya bahwa Making Indonesia 4.0 akan semakin meluas dengan semakin banyaknya startup yang akan menjadi implementator industri 4.0,” kata Agus.

Agus pun menjelaskan, bahwa dalam hal ini terdapat tujuh sektor yang akan menjadi pionir dalam implementasi industri 4.0 di tanah air, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, elektronik, farmasi, serta alat kesehatan.

“Kami juga berharap industri 4.0 membawa dampak sosial yang positif kepada masyarakat,” harap Agus. (AHM)

Sumber: Neraca

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini