spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Sesungguhnya Dia Bukan dari Keluargamu

Oleh: Ustadz Fariq Gasim Anuz

KNews,.id- Allah berfirman,

- Advertisement -

إِنَّآ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا إِلَّآ ءَالَ لُوطٍ ۖ نَّجَّيْنَٰهُم بِسَحَرٍ

“Sesungguhnya Kami kirimkan kepada mereka badai yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga (pengikut) Luth. Kami selamatkan mereka sebelum fajar menyingsing,”

- Advertisement -

(Surat Al Qamar 34)

Imam Qurthubi rahimahullah dalam tafsirnya menyebutkan bahwa “Aal Luth” dalam ayat ini artinya orang yang mengikuti diennya yaitu hanya kedua puteri beliau. (Al Jami’u Liahkamil Quran, juz 9 halaman 143)

- Advertisement -

Dalam ayat lainnya disebutkan bahwa istri Nabi Luth Alaihis Salam termasuk keluarganya yang terkena azab. Allah berfirman yang artinya,

“Kemudian Kami selamatkan dia (Luth) dan keluarganya, kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal.” (Surat Al A’raf 83)

Selain Nabi Luth Alaihis Salam, Nabi Nuh Alaihis Salam juga diuji dengan istri dan anaknya yang kafir dan terkena azab Allah pula. Allah menceritakan pertanyaan Nabi Nuh Alaihis Salam tentang anaknya yang kafir dan ditenggelamkan dalam badai banjir. Allah berfirman yang artinya,

“Dan Nuh memohon kepada Rabbnya sambil berkata, “Ya Rabbku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janjiMu itu pasti benar, Engkau adalah hakim yang paling adil.” (Surat Hud 45)

Sebelumnya Allah telah berjanji kepada Nabi Nuh Alaihis Salam untuk menyelamatkan keluarganya kecuali orang yang terkena ketetapan terdahulu (lihat Surat Hud 40). Anak Nabi Nuh Alaihis Salam termasuk orang yang telah ditetapkan sebagai orang yang berhak mendapatkan azab dikarenakan kekafirannya kepada Allah. Maka Allah menjawab,

قَالَ يَٰنُوحُ إِنَّهُۥ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُۥ عَمَلٌ غَيْرُ صَٰلِحٍ ۖ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۖ إِنِّىٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلْجَٰهِلِينَ

“Dan Ia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepadaKu sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (Surat Hud 46)

Nabi Nuh Alaihis Salam menyesali pertanyaannya tadi dan berkata sebagaimana disebutkan dalam firman Allah yang artinya,

“Dia (Nuh) berkata, “Ya Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu untuk memohon kepadaMu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku dan (tidak) merahmatiku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi.” (Surat Hud 47)

“Sesungguhnya dia bukan dari keluargamu!” Jika demikian, maka antara muslim dan kafir tidak saling mewarisi. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

لا يَرِثُ الْمُسْلِمُ الكَافِرَ، ولا يَرِثُ الكَافِرُ الْمُسْلِمَ

Artinya, “Orang muslim tidak bisa mewarisi orang kafir (begitu juga sebaliknya) orang kafir tidak bisa mewarisi  orang muslim,” (HR Bukhari dan Muslim).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Para ulama sepakat bahwa orang kafir tidak bisa mewarisi harta orang muslim. (Ada perbedaan pendapat di antara ulama tentang harta orang kafir.) Menurut mayoritas ulama dari kalangan sahabat, tabi’in, dan generasi setelahnya bahwa orang muslim tidak bisa mewarisi harta orang kafir.” Pendapat Jumhur ini yang lebih kuat.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah (wafat tahun 751 H) menyebutkan dalam sebuah kitabnya bahwa di antara penyebab manusia terhalang dari hidayah adalah karena lebih mencintai harta dari mencintai Allah. Tidak sedikit orang kafir batal masuk Islam dikarenakan mereka khawatir dengan sebab masuk Islam akan terhalang untuk mewarisi harta keluarganya.

Jika keluarga seorang mualaf di masa hidupnya memberikan hibah (pemberian) atau wasiat untuknya agar memperoleh harta keluarganya yang kafir maka boleh ia terima. Tapi jika keluarganya yang kafir itu wafat dan tidak memberikan wasiat berupa harta untuknya maka ia tidak berhak menerima warisan dari keluarganya yang kafir.

Bagi orang yang mendapatkan rahmat dan taufik dari Allah, ia akan tetap memutuskan dan segera masuk Islam meskipun berisiko tidak mendapatkan harta dari keluarganya. Seorang yang cinta kepada Allah, ia tidak peduli dengan harta yang bukan haknya. Ia yakin jika ia meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik di dunia dan di akhirat.

Sebagai penutup, penulis melanjutkan ayat dari surat Al Qamar di awal tulisan,

نِّعْمَةً مِّنْ عِندِنَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِى مَن شَكَرَ

“sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Surat Al Qamar 35)

Allah memberikan nikmat kepada Nabi Luth Alaihis Salam dan pengikutnya juga kepada siapa saja yang bersyukur kepada Allah berupa keselamatan dan pertolongan. Para Ulama kita memberi wasiat agar kita selalu ingat Allah, mengikuti aturan-aturan Allah di kala lapang niscaya Allah akan menolong kita di kala sempit.

Bagi mereka yang diberi kelapangan harta, kesehatan, jabatan maka kita diuji apakah kenikmatan tersebut benar-benar kita gunakan di jalan yang diridhai Allah ataukah justru kita menzalimi diri sendiri dan menzalimi orang lain bahkan menggunakan nikmat Alah untuk menghalangi manusia dari jalan Allah? Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang bersyukur, aamin.

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ

“Allahumma ashlih lii diiniilladzii huwa ‘ishmatu amrii, wa ashlih lii dun-yaayallatii fiihaa ma’aasyii, wa ash-lih lii aakhiratiillatii fiihaa ma’aadii, waj’alil hayaata ziyaadatan lii fii kulli khairin, waj’alil mauta raahatan lii min kulli syarrin”

“Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku, perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku, perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan.”. (AHM)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini