Sosialisme PDIP dan Tirani Megawati
Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dideklarasikan pada 10 Januari 1973 mempunyai politik aliran sosialis Partai Nasionalis Indonesia (PNI), Kristen dan Katolik, hingga sosialis Partai  Musyawarah Rakyat Banyak (MURBA) melebur menjadi satu partai dari kebijakan rezim Orde Baru menggunakan strategi operasi depolitisasi melalui sistem peleburan atau fusi hanya menyisakan dua partai politik ditambah satu golongan dalam konstelasi kontrol kekuasaan politik nasional.
Kekuatan figur Megawati telah menjadi tirani kekuasaan bagi kesuksesan PDI, yang kemudian pada tahun 1999 berubah namanya menjadi PDI Perjuangan (PDIP).
Mega masih menjadi patron tunggal sosialisme yang powerfull dan tirani kekuasaan  PDIP seakan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan,  aliran Nasionalis Sosialis (NaSos) PDIP berujung pada otoritarian, kader dijadikan petugas Parpol dikontrol penuh oleh ketum Parpol.
Joko Widodo berhasil membuka ruang batasan afiliatif figur utama Megawati, miltansi loyalis dan relawan Jokowi melebihi daripada sistem kader Parpol.