spot_img
Senin, April 29, 2024
spot_img

Raja Salman dan Erdogan Ikut Menjadi Sekutu Dagang Putin Cs!

KNews.id- Arab Saudi, Turki, dan Mesir dilaporkan akan segera mengikuti pakta perdagangan BRICS. Hal ini diungkapkan oleh Presiden BRICS, Purnima Anand. Kepada media Russia Today, aplikasi untuk memasukkan tiga negara itu akan dibahas pada pertemuan BRICS di Afrika Selatan (Afsel) tahun depan. Ia menyebut bergabungnya tiga negara itu dalam aliansi ini akan memperkuat pengaruh BRICS di seluruh dunia.

“Saya berharap negara-negara ini akan segera bergabung dengan BRICS, karena semua perwakilan anggota inti tertarik untuk ekspansi. Jadi itu akan segera datang,” jelas Anand dikutip Kamis, (14/7).

- Advertisement -

Selain Arab Saudi, Turki, dan Mesir, beberapa negara juga telah menyatakan niatnya untuk bergabung dengan BRICS. Terbaru, Iran dan Argentina telah menunjukkan intensinya untuk mengikuti pakta perdagangan itu

BRICS, yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (Afsel) merupakan aliansi yang merupakan rumah bagi lebih dari 40% populasi global dan menyumbang hampir seperempat dari produk domestik bruto dunia. Aliansi ini sendiri didirikan pada 2009 lalu.

- Advertisement -

Meski menjadi sebuah aliansi dagang, beberapa anggota BRICS memiliki sikap yang sedikit berbeda terkait serangan Rusia ke Ukraina. Walau begitu, semuanya masih memberikan dukungan pada Moskow dalam aspek tertentu.

Tiga anggota BRICS yakni China, Afsel, dan India telah abstain dari pemungutan suara PBB untuk mengutuk serangan Rusia ke Ukraina. Beijing dan Delhi sendiri diketahui memiliki hubungan militer yang kuat dengan Rusia dan membeli sejumlah besar minyak dan gasnya. Di sisi lain, Afsel juga menolak untuk mengutuk tindakan militer Rusia untuk untuk menjaga hubungan ekonomi yang penting.

- Advertisement -

Untuk Brasil, negara pimpinan Jair Bolsonaro itu mendukung pemungutan suara PBB untuk mengutuk serangan Rusia ke Ukraina.. Namun, Brasilia juga menegaskan penerapan sanksi sembarangan terhadap Rusia tidak mengarah pada rekonstruksi dialog. (AHM/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini